Senin, 06 September 2021

MANAJEMEN STRATEGIK: FORMULASI STRATEGI (STRATEGY FORMULATION)

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A.    Latar Belakang

Dunia pendidikan secara sadar atau tidak kini tengah bergerak menjadi satu pasar dunia, suatu pasar yang efisien dan transparan, yang mencakup daerah-daerah yang tak terbatas. Globalisasi mau tidak mau akan menjadi trend dari setiap organisasi baik organisasi usaha, sosial maupun organisasi pendidikan. Negara yang tidak mau dalam pengefisienan dan pentransparanan tersebut akan ketinggalan karena dinamis.

Dalam bidang ekonomi khususnya di lingkungan bisnis yang mengembangkan manajemen secara teoritis dan praktis. Manajemen Strategi telah cukup lama dikenal dan dikembangkan. Berbeda dengan di lingkungan organisasi non profit, khususnya bidang pendidikan, kehadiran Manajemen Strategi pada dasarnya merupakan suatu paradigma baru. Sebagai paradigma baru, jika diimplementasikan pada lingkungan organisasi pendidikan, tidak mungkin dilakukan sebagai kegiatan pengambilalihan seluruh kegiatannya sebagaimana dilaksanakan di lingkungan organisasi profit (bisnis), karena kedua organisasi tersebut satu dengan yang lain berbeda dalam banyak aspek, terutama dari segi filsafat yang mendasarinya dan tujuan yang hendak dicapai.

Pengimplementasian Manajemen Strategi di lingkungan organisasi bidang bisnis didasari oleh falsafah yang berisi nilai – nilai persaingan bebas antar organisasi bisnis sejenis, melalui pendayagunaan semua sumber yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang bersifat strategi. Tujuan tersebut adalah mempertahankan dan mengembangkan eksistensi masing – masing untuk jangka waktu panjang, melalui kemampuan meraih laba kompetitif secara berkelanjutan. Sedang organisasi pendidikan didasari oleh filsafat yang berisi nilai – nilai pengabdian dan kemanusiaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perbedaan lain terletak pada pengorganisasian masing – masing. Setiap organisasi profit memiliki otonomi dalam menjalankan manajemennya, berupa kebebasan mewujudkan pengembangan organisasinya antara lain dengan memilih pengimplementasian Manejemen Strategi atau manajemen lainnya yang dinilai terbaik. Di organisasi non profit khususnya bidang pendidikan, organisasi ini diatur dengan manajemen umum oleh pemerintah Pusat ataupunn daerah, yang secara berencana dan sistematis telah menetapkan berbagai pengaturan yang mengikat dalam memilih dan mengimplementasikan manajemennya.

Dengan kata lain dunia pendidikan kini dituntut untuk mengembangkan manajemen strategi dan operasi yang pada dasarnya banya diterapkan dalam dunia usaha, sebagai langkah antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai dan mempertahankan posisi bersaingnya, sehingga nantinya dapat dihasilkan manusia-manusia yang memiliki sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Makalah ini secara sederhana akan menjelaskan tentang konsep dasar manajemen strategi dan operasi dalam upaya meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan supaya dapat bersaing dalam perkembangan global.


BAB II

KAJIAN TEORITIS

 

 

A.    Pengertian Manajemen Strategi

Beberapa diantara pendapat para pakar mengenai pengertian manajemen strategi

-          Manajemen strategik adalah proses manajemen, hubungan antara perusahaan denganlingkungan, terdiri dari perencanaan staretgic, perencanaan kapabilitas dan manajemen perubahan (Ansoff,1990)

-          John A. Pearche II & Tichard BR3 (dalam Hutabarat, 2006) mengatakan manajemen strategik adalah seperangkat keputusan dan tindakan yangmenghasilkan formulasi dan implementasi dari rencana yang didesain untukmencapai tujuan.

-          manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja  dalam jangka panjang. (Hunger,2006)

-          manajemen strategic adalah proses atau rangkaian kegiatan   pengambilan   keputusan   yang   bersifat   mendasar   dan   menyeluruh,   disertai  penetapan   cara   melaksanakannya,   yang   dibuat   oleh   manajemen   puncak   dan dimplementasikan   oleh   seluruh   jajaran   di   dalam  suatu   organiasasi,   untuk  mencapai  tujuannya. Nawawi (2005),

 

Berdasarkan pernyataan-pernyataan mengenai manajemen strategik diatas, penulis menyimpulkan bahwa “manajemen strategi merupakan sebuah keputusan hasil analisa terhadap beberapa aspek pada organisasi berupa perumusan, pelaksanaan hingga evaluasi keputusan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan kekuatan dan menciptakan peluang bagi organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga harus diimplementasikan di semua lini organisasi dan oleh seluruh civitas organisasi”

B.     Tujuan Dan Manfaat Manajemen Strategi

Manfaat besar dari manajemen strategi adalah memberi peluang bagi organisasi dalam pemberdayaan individual. Pemberdayaan adalah tindakan memperkuat pengertian karyawan mengenai efektivitas dengan mendorong dan menghargai mereka untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan latihan inisiatif serta imajinasi. Penerapan manajemen strategi di dalam penyelenggaraan sistem pendidikan memungkinkan suatu organisasi penyelenggara pendidikan (termasuk di dalamnya sekolah dan departemen pendidikan) untuk lebih proaktif dalam membentuk masa depan lembaga pendidikan di dunia global dewasa ini.

Penerapan konsep berpikir dan bertindak strategik, lembaga pendidikan diharapkan dapat mengawali dan mempengaruhi daripada hanya memberi respons terhadap berbagai tuntutan dan atau aktivitas rutin dan birokratis, namun lebih dari itu, lembaga pendidikan harus dapat berusaha keras merencanakan kegiatan-kegiatan strategis, mengimplementasikan, dan mengendalikan segenap operasional kelembagaan untuk mencapai tujuan strategis yang telah dirumuskan.

Dengan menggunakan manajemen stratejik sebagai instrumen untuk mengantisipasi perubahan lingkungan sekaligus sebagai kerangka kerja untuk menyelesaikan setiap masalah melalui pengambilan keputusan organisasi, maka penerapan manajemen stratejik dalam suatu organisasi atau organisasi diharapkan akan membawa manfaat-manfaat atau keuntungan diantaranya sebagai berikut:

1.            Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju

2.            Membantu sekolah beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi

3.            Membuat sekolah menjadi lebih efektif

4.            Mengidentifikasikan keunggulan komparatif dalam lingkungan yang semakin bersaing

5.            Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan lembaga untuk mencegah munculnya masalah di masa datang

6.            Keterlibatan guru dan seluruh civitas dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.

7.            Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi

8.            Keengganan untuk berubah dari SDM lama dapat diminimalisir

 

 

Manajemen strategik semakin penting arti dan manfaatnya apabila diingat bahwa dunia pendidikan masa kini mengalami perubahan yang semakin cepat dan kompleks, sehingga keberhasilan manajemen strategik ditentukan oleh para manajer sekolah

C.    Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage) Sebagai Kunci Manajemen Strategi

 

Keunggulan kompetitif adalah sesuatu hal unik yang dimiliki sebuah perusahaan dan tidak dimiliki oleh perusahaan pesaing, key success factor dapat menjadi keunggulan dalam berkompetisi. Hal inilah yang dapat menjadikan sebuah perusahaan memperoleh kesuksesan jangka panjang dan menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Mendapatkan dan mempertahankan keuanggulan kompetisi itu merupakan hal dasar yang perlu dilakukan oleh manajemen perusahaan, sehingga strategi yang nantinya dirumuskan oleh perusahaan akan berhasil membawa perusahaan kepada kesuksesan.

Pakar strategi (Kuncoro,2005) mengajukan tiga alternative model untuk mendapatkan keunggulan kompetisi, model-model tersebut adalah:

1.      Model Organisasi-Industri (I/O). Model ini memfokuskan pada struktur industri atau daya tarik lingkungan eksstern, dan bukan karakteristik internal perusahaan, sehingga untuk medapatkan competitive advantage yang tepat, perusahaan harus lebih memperdalam analisanya terhadap lingkungan eksternal, dan untuk mempertahankan keunggulan kompetisi harus selalu mengikuti perkembangan lingkungan eksternal.

2.      Model berbasis sumber daya (RBV). Model ini memfokuskan pada pengembangan atau perolehan sumber daya dan kapabilitas berharga yang sulit ditiru pesaing. Perusahaan harus memperdalam analisanya terhadap lingkungan internal jika ingin mendapatkan competitive advantage, dan jika ingin mempertahankan tentunya perusahaan harus memperkuat internal perusahaan, sehingga keunggulan kompetisi perusahaan akan tetap terjaga

3.      Model Gerilya. Model ini menekankan bahwa para pembuat strategi harus memahami bahwa lingkungan eksternal begitu kacau dengan perubahan yang begitu cepat dan radikal, sehingga dapat menggangu keunggulan kompetitif yang tercipta, sehingga model ini juga mengajak pembuat keputusan untuk berfikir berapa lama suatu keunggulan kompetitif bertahan. Untuk mempertahankan keuanggulan kompetitifnya, perusahaan harus memprediksi perubahan-perubahan yang terjadi.

Pada tahap selanjutnya, keunggulan kompetisi ini akan menjadi value bagisebuah perusahaan. Value yang baik seharusnya tidak hanya menjadi statement saja yang disebar luaskan kepada masyarakat, tetapi juga sebagai dasar perilaku bagi manajemen dan karyawan perusahaan, juga dapatdigunakan sebagai pemersatu perusahaan sekaligus bisa digunakan sebagai daya jualbagi perusahaan

 

D.    Proses Manajemen Strategi

Manajemen strategi adalah suatu proses karena terdiridari beberapa langkah/tahap yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan bekerja saling berurutan. Proses manajemen strategi adalah tahapan-tahapan yang dimulai dari merencanakan pembuatan strategi sampai proses evaluasi strategi. Manajemen strategi mencakup berbagai komitmen, keputusan dan aksi terhadap perusahaan (Thomson,1999)

Tahapan-tahapan dalam manajemen strategi dapat bervariasi, diantaranya

-          Ada lima tahap dalam proses manajemen strategiyaitu menentukan tujuan, menentukan visi & misi, crafting strategy, implementing dan evaluasi. (Thomson,1999)

-          Proses manajemen strategic terdiri dari beberapa tahap yaitu arsitektur strategi, transformasi strategi dan implementasi strategi. (Hutabarat,2006)

-          Elemen-Elemen Proses Manajemen Strategis adalah Pengamatan Lingkungan. Perumusan Strategi, Implementasi Strategi, dan Evaluasi dan pengendalian (Hunger, 2003)

 

Versi paling ringkas mengenai tahapan manajemen strategis adalah terdiri dari tiga tahap pokok (David,2004) yaitu perumusan/formulasi strategi, pelaksanaan/implementasi strategi, dan penegndalian/evaluasi strategi.

Dari berbagai pendapat diatas mengenai proses manajemen strategi, dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi terdiri dari beberapa langkah/tahap yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan bekerja saling berurutan. Secara ringkas ada tiga tahap besar dalam menentukan strategi yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan evalusi strategi. Akan dibahas rinci dalam makalah ini mengenai Formulasi Strategi


BAB III

PEMBAHASAN

FORMULASI STRATEGI (STRATEGY FORMULATION)

 

A.    Pengertian

Perumusan strategi mengacu pada proses memilih tindakan yang paling tepat untuk merealisasikan tujuan dan sasaran organisasi sehingga supaya mencapai visi organisasi.

Berikut ini adalah beberapa pola tahapan dalam formulasi strategi:

Kegiatan formulasi strategi meliputi

1.      mengembangkan visi dan misi organisasi,

2.      mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi,

3.      menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi,

4.      menetapkan tujuan jangka panjang organisasi,

5.      membuat sejumlah strategi alternatif untuk organisasi, dan

6.      memilih strategi tertentu untuk digunakan

Versi lain dari tahap perumusan strategi:

1.            perencana eksekutif merumuskan visi misi organisasi,

2.            pembuatan profil organisasi,

3.            mengenali peluang dan ancaman eksternal organisasi,

4.            menganalisis alternatif strategi,

5.            menetapkan sasaran jangka panjang, dan memilih strategi induk.

Jika disimpulkan dalam bentuk uraian beberapa tahap dalam konteks pendidikan, maka terdapat lima langkah pokok formulasi strategi, yaitu

1.      Perumusan misi, yaitu pencitraan bagaimana sekolah seharusnya bereksistensi;

2.      Asesmen lingkungan eksternal, yaitu mengakomodasi kebutuhan lingkungan akan mutu pendidikan yang dapat disediakan oleh sekolah;

3.      Asesmen organisasi, yaitu merumuskan dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal;

4.      Perumusan tujuan khusus, yaitu penjabaran dari pencapaian misi sekolah yang ditampakkan dalam tujuan sekolah dan tujuan tip-tiap mata pelajaran; dan

5.      Penentuan strategi, yaitu memilih strategi yang paling tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menyediakan anggaran, sarana dan prasarana, maupun fasilitas yang dibutuhkan untuk itu.

Dapat disimpulkan menjadi dua poin bahwa proses utama formulasi strategi adalah sebagai berikut:

1.      Melakukan analisis situasi, evaluasi diri dan analisis pesaing: baik internal maupun eksternal; baik lingkungan mikro maupun makro.

2.      Bersamaan dengan penaksiran tersebut, tujuan dirumuskan. Tujuan ini harus bersifat paralel dalam rentang jangka pendek dan juga jangka panjang. Maka di sini juga termasuk di dalamnya penyusunan pernyataan visi (cara pandang jauh ke depan dari masa depan yang dimungkinkan), pernyataan misi (bagaimana peran lembaga terhadap lingkungan publik), tujuan lembaga secara umum (baik finansial maupun strategis), tujuan unit strategis (baik finansial maupun strategis), dan tujuan taktis.

B. Perumusan Misi

Perumusan visi misi organisasi harus dilakukan secara cermat dengan memperhatikan karakteristik rumusan visi misi tersebut. Visi merupakan sudut pandang ke masa depan organisasi dalam mewujudkan tujuan strategis organisasi yang berpengaruh langsung pada misinya sekarang, dan masa yang akan datang. Sedangkan misi organisasi merupakan keseluruhan tugas pokok yang dijabarkan, berupa kegiatan apa, yang sedang atau segera dilaksanakan untuk suatu organisasi.

Visi sebagai arah pijakan melaksanakan kebijakan sekolah dikomunikasikan kepada stakeholders. Visi strategis merupakan aspirasi manajemen mengenai arah masa depan dan juga memberikan gambaran secara rinci mengenai kemana organisasi tersebut akan bergerak. Visi ini sendiri menerangkan tujuan sekolah dalam waktu jangka panjang dan membentuk identitas organisasi tersebut.

Misi merupakan tugas sekolah untuk mewujudkan visi lembaga yayasan dan sekolah, yang umumnya ditandai dengan kata mewujudkan.

Perumusan visi dan misi sekolah berfungsi sebagai acuan dan mempermudah penetapan kebijakan sekolah, karena visi dan misi merupakan gambaran atau cita-cita ke depan sekolah. Visi dan misi sebagai arah pijakan melaksanakan kebijakan sekolah.

C. Analisis Lingkungan

Berdasarkan paparan mengenai tahapan formulasi strategi maka dapat disimpulkan bahwa analisis lingkungan terdiri dari dua unsur, yaitu analisis eksternal dan analisis internal (analisis organisasi).

  1. Analisis lingkungan eksternal meliputi identifikasi dan evaluasi aspek-aspek sosial, budaya, politis, teknologi, dan kecenderungan yang mungkin berpengaruh pada organisasi. Kecenderungan ini merupakan sejumlah faktor yang sukar diramalkan (unpredictable) atau memiliki derajat ketidakpastian (degree of uncertainly) tinggi. Hasil dari analisis lingkungan eksternal adalah sejumlah peluang yang harus dimanfaatkan oleh organisasi (opportunities) dan ancaman yang harus dicegah (threats).
  2. Analisis lingkungan internal dari penentu persepsi yang realistis atas segala kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang dimiliki organisasi. Suatu organisasi harus mengambil manfaat dari kekuatannya dan berusaha untuk mengatasi kelemahannya. Analisis organisasi dapat membantu organisasi sekolah dalam pengalokasian sumber daya yang lebih efektif.

Analisis lingkungan eksternal dan internal ini lazim disebut analisis SWOT.

D. Analisis Swot

SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). SWOT akan lebih baik dibahas dengan menggunakan tabel yang dibuat dalam kertas besar, sehingga dapat dianalisis dengan baik hubungan dari setiap aspek

Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Menurut Boseman dalam Sagala. (2009:140),

1.      Kekuatan adalah kemampuan internal sebuah organisasi yang memajukan tujuan organisasi dalam sebuah industri yang bersaing;

2.      kelemahan adalah kebalikannya; mereka membatasi penyelesaian tujuan-tujuan organisasi;

3.      peluang adalah keadaan, kejadian atau situasi eksternal yang menawarkan perubahan organisasi uantuk mencapai atau melampaui tujuannya; dan

4.      tantangan atau hambatan adalah lawan dari peluang, hambatan adalah kekuatan, faktor-faktor atau situasi eksternal yang mungkin secara potensial menciptakan masalah, kerusakan organisasi, atau membahayakan kemampuan untuk mencapai tujuannya.

 

Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru

Secara umum masyarakat menyebut bahwa teknik SWOT ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin sebuah riset dan konvensi di Stanford Research Institute (sekarang SRI International) pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500, namun wikipedia menyebutkan bahwa Humphrey sendiri tidak mengklaim penciptaan SWOT, dan asal-usulnya hingga kini tetap tidak jelas.

 

Meskipun analisis SWOT pada awalnya dirancang sebagai metode mengorganisasi bisnis dan industri, namun juga dapat digunakan untuk berbagai sektor lainnya termasuk pendidikan. SWOT menjadi alat untuk mengidentifikasi dukungan eksternal dan internal, yaitu untuk menekan hambatan internal dan eksternal. Analisis SWOT dalam manajemen strategik diperlukan untuk memberikan pertimbangan mengenai pilihan-pilihan tahap selanjutnya dari sebuah proses pengembangan pendidikan.

Konten diagram analisis SWOT jika diuraikan dalam konteks manajemen lembaga pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.      Contoh kekuatan dan kelemahan (faktor internal dalam suatu sekolah):

-          Sumber daya manusia: guru, tenga kependidikan, relawan, dll

-          Sumber daya fisik: lokasi, bangunan, peralatan

-          Keuangan: hibah, lembaga pendanaan, sumber pendapatan lain

-          Kegiatan dan proses: program sekolah, dan sistem yang Anda gunakan

-          Pengalaman masa lalu: reputasi di masyarakat

2.      Peluang dan ancaman (faktor eksternal yang berasal dari komunitas atau kekuatan masyarakat):

-          Tren budaya dan pendidikan masa depan

-          Kondisi Ekonomi masyarakat lokal, nasional, atau internasional

-          Sumber pendanaan eksternal: yayasan, donor

-          Demografi usia sekolah, kerja, ras, jenis kelamin

-          Lingkungan fisik: adalah bangunan di bagian kota yang sedang berkembang? Apakah rute pemotongan tata kota?

-          Perundang-undangan: undang-undang yang memudahkan atau mempersulit

-          Peristiwa lokal, nasional, atau internasional

 

E.     Contoh Pemaparan Pola Perumusan Strategi

Tidak ada satupun prosedur perumusan strategi yang baku. Selain pola yang dirumuskan sebelumnya pada bab ini, penulis mencoba menyajikan penjabaran dari salah satu contoh pola perumusan strategi, yaitu yang dikemukakan (Juneja,2018) dalam Management Study Guide, yaitu dalam enam langkah utama.

1.      Setting Organizations’ objectives,

2.      Evaluating the Organizational Environment

3.      Setting Quantitative Targets

4.      Aiming in context with the divisional plans

5.      Performance Analysis

6.      Choice of Strategy

Meskipun langkah-langkah yang disajikan tersebut tidak kronologis tetapi  penulis menilainya sangat rasional dan dapat dengan mudah diikuti:

1.      Menetapkan tujuan Organisasi

Komponen utama dari strategi adalah menetapkan tujuan jangka panjang organisasi. Strategi pada umumnya merupakan media untuk merealisasikan tujuan organisasi. Tujuan ini adalah keadaan ketika berada di sana, sedangkan Strategi adalah proses mencapai ke sana. Strategi harus mencakup fiksasi tujuan maupun media yang akan digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tujuan harus dianalisis sebelum menentukan tujuan. Ketika tujuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan strategis telah ditentukan, maka institusi menjadi mudah untuk mengambil keputusan strategis.

2.      Mengevaluasi Lingkungan Organisasi

Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi lingkungan secara umum di mana organisasi beroperasi. Ini termasuk peninjauan lokasi dan persaingan lembaga. Sangat penting untuk melakukan tinjauan kualitatif dan kuantitatif. Tujuan dari peninjauan semacam ini adalah untuk memastikan bahwa faktor-faktor penting pendukung kesuksesan di pasar dapat ditemukan, sehingga manajemen dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sendiri serta kekuatan dan kelemahan pesaing. Setelah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya, organisasi harus mengawasi jejak langkah dan tindakan pesaing sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan threat terhadap pasar atau sumber pasokannya.

3.      Menetapkan Target Kuantitatif

Pada langkah ini, organisasi harus mengevaluasi dan memperbaiki target-target kuantitatif. Tujuan kegiatan ini adalah merencanakan cara mempertahankan pelanggan jangka panjang, dengan cara mengevaluasi hasil berbagai hasil dan berbagai proses pengerjaan.

4.      Bertujuan dalam konteks dengan rencana divisi - Pada langkah ini, peran yang disandang oleh masing-masing departemen atau divisi diidentifikasi dan sesuai perencanaan strategis dilakukan untuk setiap sub-unit. Ini membutuhkan analisis yang cermat terhadap trend.

5.      Analisis Kinerja

Analisis kinerja ini termasuk diantaranya adalah menemukan record dan menganalisis kesenjangan antara kinerja yang direncanakan atau yang diinginkan. Kegiatan ini semacam evaluasi kritis terhadap kinerja organisasi di masa lalu, sekarang, dan evaluasi terhadap proyeksi masa depan. Evaluasi kritis ini mengidentifikasi tingkat kesenjangan yang bertahan antara realitas aktual dan aspirasi jangka panjang organisasi. Organisasi memperkirakan kondisi masa depan yang terjadi jika tren saat ini masih bertahan.

6.      Memilih Strategi

Ini adalah langkah puncak dalam Perumusan Strategi, yaitu memilih tindakan terbaik setelah mempertimbangkan tujuan organisasi, kekuatan organisasi, potensi dan keterbatasan serta peluang eksternal.

 

F. Kontribusi Manajemen Strategik Dalam Manajemen Pendidikan

-          Rencana strategis dan rencana operasional yang dibuat oleh manajemen pendidikan dapat dikelola dan dikendalikan secara realistic serta tetap terarah pada tujuan organisasi

-          Manajemen strategic menunjang fungsi kontrol dalam manajemen pendidikan dengan menggunakan semua sumber daya yang dimiliki secara terintegrasi menuju proses yang efektif dan efisien.

-          Manajemen pendidikan dapat memilih dan menetapkan strategi dengan pendekatan yang lebih sistematis, logis dan rasional sehingga dapat meminimalkan perbedaan dan mewujudkan kekuatan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

-          Mempermudah manajemen pendidikan dalam melakukan perubahan atau pengembangan strategi dengan tetap sesuai dan tidak merubah keunggulan yang ada pada organisasi.

-          Membantu manajemen pendidikan dalam mendorong perilaku proaktif semua pihak sesuai tupoksinya untuk ikut memperkuat keunggulan organisasi.

-          Manajemen strategic menuntut pihak baik dalam organisasi, masyarakat maupun stakeholder lain untuk berartisipasi sehingga akan meningkatkan perasaan ikut memiliki, tanggung jawab  dan partisipasi.

 

G.    Aplikasi Ms Dalam Pembuatan Renstra Yang Dijabarkan Menjadi Renop

-          Pengamatan lingkungan baik internal maupun eksternal dengan analisis SWOT untuk memetakan posisi organisasi sehingga dapat diketahui apa yang harus dan dapat dilakukan organisasi untuk meningkatkan kualitas, mengembangkan organisasi dan mencapai tujuannya.

-          Manajer pendidikan dapat merumuskan strategi-strategi yang tepat dengan mengacu pada tujuan pendidikan dan tujuan institusi/organisasi itu sendiri. Rumusan strategi ini berupa misi, tujuan, strategi, dan kebijakan.

-          Manajemen pendidikan mewujudkan strategi dan dan kebijakannya dengan mengembangkan program, anggaran serta prosedur dengan tetap memperhatikan struktur, sumber daya dan budaya organisasi.

-          Melakukan pengendalian terhadap kinerja dan melakukan evaluasi hasil kinerja sehingga diketahui tingkat keberhasilannya dan menemukan kelemahan-kelemahan dalam implementasi maupun perumusan strategi untuk dilakukan tindakan perbaikan-perbaikan.


BAB IV

PENUTUP

 

  1. Kesimpulan

 

-          Manajemen strategi merupakan sebuah keputusan hasil analisa terhadap beberapa aspek pada perusahaan dan harus diimplementasikan di semua lini perusahaan dan oleh seluruh anggota perusahaan;

-          Manajemen strategi terdiri dari beberapa langkah/tahap yang saling berhubungan satu dengan yang lain, dan bekerja saling berurutan, secara umum ada empat tahapan dalam menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan, tahapan-tahapan tersebut yaitu perencanaan strategi, formulasi strategi, implementasi strategi dan evalusi strategi.

-          Formulasi strategi berhubungan dengan hal vital dan berkesinambungan bagi suatu organisasi. Pengamatan dan penilaian yang dilakukan secara simultan terhadap lingkungan eksternal dan internal lembaga pendidikan memungkinkan para pengelola pendidikan mampu mengidentifikasi berbagai jenis peluang untuk merumuskan dan mengimplementasikan rencana pendidikan. Rancangan yang bersifat menyeluruh dapat dilakukan melalui proses tindakan yang dikenal sebagai manajemen strategik.

-          Konsep manajemen strategik digunakan di dunia pendidikan untuk lebih mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan teknik analisis SWOT.

  1. Saran

 

Berdasarkan pembahasan di atas maka diharapkan bagi seluruh organisasi dalam rangka mewujudkan kemajuan organisasinya haruslah melakukan berbagai hal, salah satunya adalah membuat formulasi strategi yang sebaik-baiknya dengan mengikutsertakan anggota organisasi. Kemudian setelah melakukan perumusan formulasi strategi dengan totalitas dan sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan kemajuan yang diharapkan dapat terwujud

DAFTAR PUSTAKA

 

Edward Sallis, Total Quality Management in Education; Manajemen Mutu Pendidikan, terj. Ahmad Ali Riyadi, et.al., Yogyakarta: IRCiSoD, Cet. IV, 2006

 David, Fred R. (2004). Manajemen Strategis: Konsep-konsep (Edisi Kesembilan). PT Indeks Kelompok Gramedia.

 Ansoff, H. Igor & Edward Mc Donnel, Implementing Strategic Management: , Practice Hall, 1990

 Hunger, J. David dan Wheleen, Thomas L. 1996. Manajemen Strategis. Edisi Kedua. Terjemahan oleh Julianto Agung. 2003. Yogyakarta: Andi.

 Hutabarat, Jemsly & Martani Huseini dalam buku Operasionalisasi Strategi, PT Elex MediaKomputindo, Kelompok Gramedia Jakarta,2006

 Ketchen Jr. D. et all. 2009. "Strategy 2008-2009". New York: McGraw-Hill

 Kuncoro, M, Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Penerbit Airlangga,2005

 Juneja, Prachi. 2018. Steps in strategy formulation process. Diakses 2 November 2018, dari https://www.managementstudyguide.com/strategy-formulation-process.htm

 Oxford, Learner’s Pocket Dictionary. 2005. Newyork, Oxford University Press.

 Sagala. 2009. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta

 Supriyono, R.A., Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis, Edisi 2, BPFE Yogyakarta, 1998

 Thomson, Arthur, A., Jr & A.J Stricland III, Strategic Management: Concepts and Case, Irwin McGraaw-Hill, 1999

 Saylor.org Academy Content Team, Planning and Strategy Formulation. Diakses 2 November 2018, dari https://www.managementstudyguide.com/strategy-formulation-process.htm

0 comments:

Posting Komentar