BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia
pendidikan secara sadar atau tidak kini tengah bergerak menjadi satu pasar
dunia, suatu pasar yang efisien dan transparan, yang mencakup daerah-daerah
yang tak terbatas. Globalisasi mau tidak mau akan menjadi trend dari setiap
organisasi baik organisasi usaha, sosial maupun organisasi pendidikan. Negara
yang tidak mau dalam pengefisienan dan pentransparanan tersebut akan
ketinggalan karena dinamis.
Dalam
bidang ekonomi khususnya di lingkungan bisnis yang mengembangkan manajemen
secara teoritis dan praktis. Manajemen Strategi telah cukup lama dikenal dan
dikembangkan. Berbeda dengan di lingkungan organisasi non profit, khususnya
bidang pendidikan, kehadiran Manajemen Strategi pada dasarnya merupakan suatu
paradigma baru. Sebagai paradigma baru, jika diimplementasikan pada lingkungan
organisasi pendidikan, tidak mungkin dilakukan sebagai kegiatan pengambilalihan
seluruh kegiatannya sebagaimana dilaksanakan di lingkungan organisasi profit
(bisnis), karena kedua organisasi tersebut satu dengan yang lain berbeda dalam
banyak aspek, terutama dari segi filsafat yang mendasarinya dan tujuan yang
hendak dicapai.
Pengimplementasian
Manajemen Strategi di lingkungan organisasi bidang bisnis didasari oleh
falsafah yang berisi nilai – nilai persaingan bebas antar organisasi bisnis
sejenis, melalui pendayagunaan semua sumber yang dimiliki untuk mencapai tujuan
yang bersifat strategi. Tujuan tersebut adalah mempertahankan dan mengembangkan
eksistensi masing – masing untuk jangka waktu panjang, melalui kemampuan meraih
laba kompetitif secara berkelanjutan. Sedang organisasi pendidikan didasari
oleh filsafat yang berisi nilai – nilai pengabdian dan kemanusiaan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Perbedaan lain terletak pada pengorganisasian
masing – masing. Setiap organisasi profit memiliki otonomi dalam menjalankan
manajemennya, berupa kebebasan mewujudkan pengembangan organisasinya antara
lain dengan memilih pengimplementasian Manejemen Strategi atau manajemen
lainnya yang dinilai terbaik. Di organisasi non profit khususnya bidang
pendidikan, organisasi ini diatur dengan manajemen umum oleh pemerintah Pusat
ataupunn daerah, yang secara berencana dan sistematis telah menetapkan berbagai
pengaturan yang mengikat dalam memilih dan mengimplementasikan manajemennya.
Dengan
kata lain dunia pendidikan kini dituntut untuk mengembangkan manajemen strategi
dan operasi yang pada dasarnya banya diterapkan dalam dunia usaha, sebagai
langkah antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai dan
mempertahankan posisi bersaingnya, sehingga nantinya dapat dihasilkan
manusia-manusia yang memiliki sumber daya manusia berkualitas yang sesuai
dengan kebutuhan zaman. Makalah ini secara sederhana akan menjelaskan tentang
konsep dasar manajemen strategi dan operasi dalam upaya meningkatkan mutu serta
kualitas pendidikan supaya dapat bersaing dalam perkembangan global.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A.
Pengertian Manajemen Strategi
Beberapa diantara pendapat para pakar mengenai pengertian manajemen strategi
-
Manajemen strategik adalah proses manajemen, hubungan
antara perusahaan denganlingkungan, terdiri dari perencanaan staretgic,
perencanaan kapabilitas dan manajemen perubahan (Ansoff,1990)
-
John A. Pearche II & Tichard BR3 (dalam Hutabarat, 2006)
mengatakan manajemen strategik adalah seperangkat keputusan dan tindakan
yangmenghasilkan formulasi dan implementasi dari rencana yang didesain
untukmencapai tujuan.
-
manajemen strategik adalah serangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja dalam jangka
panjang. (Hunger,2006)
-
manajemen strategic adalah proses
atau rangkaian kegiatan pengambilan
keputusan yang bersifat
mendasar dan menyeluruh, disertai
penetapan cara melaksanakannya,
yang dibuat oleh manajemen
puncak dan dimplementasikan oleh
seluruh jajaran di dalam
suatu organiasasi, untuk mencapai
tujuannya. Nawawi (2005),
Berdasarkan pernyataan-pernyataan mengenai manajemen strategik diatas,
penulis menyimpulkan bahwa “manajemen strategi merupakan sebuah keputusan hasil
analisa terhadap beberapa aspek pada organisasi berupa perumusan, pelaksanaan hingga evaluasi keputusan yang dilakukan dalam
rangka mengembangkan kekuatan dan menciptakan peluang bagi organisasi agar
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga harus
diimplementasikan di semua lini organisasi dan oleh seluruh civitas organisasi”
B.
Tujuan Dan Manfaat Manajemen Strategi
Manfaat besar dari manajemen strategi adalah memberi peluang bagi
organisasi dalam pemberdayaan individual. Pemberdayaan adalah tindakan
memperkuat pengertian karyawan mengenai efektivitas dengan mendorong dan
menghargai mereka untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan latihan
inisiatif serta imajinasi. Penerapan manajemen strategi di dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan memungkinkan suatu organisasi penyelenggara
pendidikan (termasuk di dalamnya sekolah dan departemen pendidikan) untuk lebih
proaktif dalam membentuk masa depan lembaga pendidikan di dunia global dewasa
ini.
Penerapan konsep berpikir dan bertindak strategik, lembaga pendidikan
diharapkan dapat mengawali dan mempengaruhi daripada hanya memberi respons
terhadap berbagai tuntutan dan atau aktivitas rutin dan birokratis, namun lebih
dari itu, lembaga pendidikan harus dapat berusaha keras merencanakan
kegiatan-kegiatan strategis, mengimplementasikan, dan mengendalikan segenap
operasional kelembagaan untuk mencapai tujuan strategis yang telah dirumuskan.
Dengan menggunakan manajemen stratejik sebagai instrumen untuk mengantisipasi
perubahan lingkungan sekaligus sebagai kerangka kerja untuk menyelesaikan
setiap masalah melalui pengambilan keputusan organisasi, maka penerapan
manajemen stratejik dalam suatu organisasi atau organisasi diharapkan akan
membawa manfaat-manfaat atau keuntungan diantaranya sebagai berikut:
1.
Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju
2.
Membantu sekolah beradaptasi pada perubahan-perubahan
yang terjadi
3.
Membuat sekolah menjadi lebih efektif
4.
Mengidentifikasikan keunggulan komparatif dalam
lingkungan yang semakin bersaing
5.
Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan lembaga
untuk mencegah munculnya masalah di masa datang
6.
Keterlibatan guru dan seluruh civitas dalam pembuatan
strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
7.
Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi
8.
Keengganan untuk berubah dari SDM lama dapat diminimalisir
Manajemen strategik semakin penting arti dan manfaatnya apabila diingat
bahwa dunia pendidikan masa kini mengalami perubahan yang semakin cepat dan
kompleks, sehingga keberhasilan manajemen strategik ditentukan oleh para manajer
sekolah
C.
Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage) Sebagai
Kunci Manajemen Strategi
Keunggulan kompetitif adalah sesuatu hal unik yang dimiliki sebuah
perusahaan dan tidak dimiliki oleh perusahaan pesaing, key success factor
dapat menjadi keunggulan dalam berkompetisi. Hal inilah yang dapat menjadikan
sebuah perusahaan memperoleh kesuksesan jangka panjang dan menjamin kelangsungan
hidup perusahaan.
Mendapatkan dan mempertahankan keuanggulan kompetisi itu merupakan hal dasar
yang perlu dilakukan oleh manajemen perusahaan, sehingga strategi yang nantinya
dirumuskan oleh perusahaan akan berhasil membawa perusahaan kepada kesuksesan.
Pakar strategi (Kuncoro,2005) mengajukan tiga alternative model untuk
mendapatkan keunggulan kompetisi, model-model tersebut adalah:
1. Model
Organisasi-Industri (I/O). Model ini memfokuskan pada struktur industri atau
daya tarik lingkungan eksstern, dan bukan karakteristik internal perusahaan,
sehingga untuk medapatkan competitive advantage yang tepat, perusahaan harus
lebih memperdalam analisanya terhadap lingkungan eksternal, dan untuk
mempertahankan keunggulan kompetisi harus selalu mengikuti perkembangan
lingkungan eksternal.
2. Model berbasis
sumber daya (RBV). Model ini memfokuskan pada pengembangan atau perolehan
sumber daya dan kapabilitas berharga yang sulit ditiru pesaing. Perusahaan
harus memperdalam analisanya terhadap lingkungan internal jika ingin
mendapatkan competitive advantage, dan jika ingin mempertahankan tentunya
perusahaan harus memperkuat internal perusahaan, sehingga keunggulan kompetisi
perusahaan akan tetap terjaga
3. Model Gerilya.
Model ini menekankan bahwa para pembuat strategi harus memahami bahwa
lingkungan eksternal begitu kacau dengan perubahan yang begitu cepat dan
radikal, sehingga dapat menggangu keunggulan kompetitif yang tercipta, sehingga
model ini juga mengajak pembuat keputusan untuk berfikir berapa lama suatu keunggulan
kompetitif bertahan. Untuk mempertahankan keuanggulan kompetitifnya, perusahaan
harus memprediksi perubahan-perubahan yang terjadi.
Pada tahap selanjutnya, keunggulan kompetisi ini akan menjadi value
bagisebuah perusahaan. Value yang baik seharusnya tidak hanya menjadi statement
saja yang disebar luaskan kepada masyarakat, tetapi juga sebagai dasar perilaku
bagi manajemen dan karyawan perusahaan, juga dapatdigunakan sebagai pemersatu
perusahaan sekaligus bisa digunakan sebagai daya jualbagi perusahaan
D.
Proses Manajemen Strategi
Manajemen strategi adalah suatu proses karena terdiridari beberapa
langkah/tahap yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan bekerja saling
berurutan. Proses manajemen strategi adalah tahapan-tahapan yang dimulai dari
merencanakan pembuatan strategi sampai proses evaluasi strategi. Manajemen
strategi mencakup berbagai komitmen, keputusan dan aksi terhadap perusahaan
(Thomson,1999)
Tahapan-tahapan dalam manajemen strategi dapat bervariasi, diantaranya
-
Ada lima tahap dalam proses manajemen strategiyaitu
menentukan tujuan, menentukan visi & misi, crafting strategy, implementing
dan evaluasi. (Thomson,1999)
-
Proses manajemen strategic terdiri dari beberapa tahap
yaitu arsitektur strategi, transformasi strategi dan implementasi strategi. (Hutabarat,2006)
-
Elemen-Elemen Proses Manajemen Strategis adalah
Pengamatan Lingkungan. Perumusan Strategi, Implementasi Strategi, dan Evaluasi
dan pengendalian (Hunger, 2003)
Versi paling ringkas mengenai tahapan manajemen strategis
adalah terdiri dari tiga tahap pokok (David,2004) yaitu perumusan/formulasi
strategi, pelaksanaan/implementasi strategi, dan penegndalian/evaluasi
strategi.
Dari berbagai pendapat diatas mengenai proses manajemen strategi, dapat
disimpulkan bahwa manajemen strategi terdiri dari beberapa langkah/tahap yang
saling berhubungan satu dengan yang lain dan bekerja saling berurutan. Secara ringkas
ada tiga tahap besar dalam menentukan strategi yaitu formulasi strategi,
implementasi strategi dan evalusi strategi. Akan dibahas rinci dalam makalah
ini mengenai Formulasi Strategi
BAB III
PEMBAHASAN
FORMULASI STRATEGI (STRATEGY FORMULATION)
A. Pengertian
Perumusan
strategi mengacu pada proses memilih tindakan yang paling tepat untuk merealisasikan
tujuan dan sasaran organisasi sehingga supaya mencapai visi organisasi.
Berikut ini adalah
beberapa pola tahapan dalam formulasi strategi:
Kegiatan formulasi strategi meliputi
1.
mengembangkan visi dan misi organisasi,
2.
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal
organisasi,
3.
menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi,
4.
menetapkan tujuan jangka panjang organisasi,
5.
membuat sejumlah strategi alternatif untuk organisasi,
dan
6.
memilih strategi tertentu untuk digunakan
Versi lain dari tahap perumusan strategi:
1.
perencana eksekutif merumuskan visi misi organisasi,
2.
pembuatan profil organisasi,
3.
mengenali peluang dan ancaman eksternal organisasi,
4.
menganalisis alternatif strategi,
5.
menetapkan sasaran jangka panjang, dan memilih
strategi induk.
Jika disimpulkan dalam bentuk uraian beberapa tahap dalam konteks
pendidikan, maka terdapat lima langkah pokok formulasi strategi, yaitu
1.
Perumusan misi, yaitu pencitraan bagaimana sekolah
seharusnya bereksistensi;
2.
Asesmen lingkungan eksternal, yaitu mengakomodasi
kebutuhan lingkungan akan mutu pendidikan yang dapat disediakan oleh sekolah;
3.
Asesmen organisasi, yaitu merumuskan dan
mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal;
4.
Perumusan tujuan khusus, yaitu penjabaran dari
pencapaian misi sekolah yang ditampakkan dalam tujuan sekolah dan tujuan
tip-tiap mata pelajaran; dan
5.
Penentuan strategi, yaitu memilih strategi yang paling
tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menyediakan anggaran, sarana
dan prasarana, maupun fasilitas yang dibutuhkan untuk itu.
Dapat disimpulkan menjadi dua poin bahwa proses utama formulasi strategi
adalah sebagai berikut:
1.
Melakukan analisis situasi,
evaluasi diri dan analisis pesaing: baik internal maupun eksternal; baik
lingkungan mikro maupun makro.
2.
Bersamaan dengan penaksiran
tersebut, tujuan dirumuskan. Tujuan ini harus bersifat paralel dalam rentang
jangka pendek dan juga jangka panjang. Maka di sini juga termasuk di dalamnya
penyusunan pernyataan visi (cara pandang jauh ke depan dari masa depan yang
dimungkinkan), pernyataan misi (bagaimana peran lembaga terhadap lingkungan
publik), tujuan lembaga secara umum (baik finansial maupun strategis), tujuan
unit strategis (baik finansial maupun strategis), dan tujuan taktis.
B.
Perumusan
Misi
Perumusan visi misi organisasi harus dilakukan secara cermat dengan
memperhatikan karakteristik rumusan visi misi tersebut. Visi merupakan sudut
pandang ke masa depan organisasi dalam mewujudkan tujuan strategis organisasi
yang berpengaruh langsung pada misinya sekarang, dan masa yang akan datang.
Sedangkan misi organisasi merupakan keseluruhan tugas pokok yang dijabarkan,
berupa kegiatan apa, yang sedang atau segera dilaksanakan untuk suatu organisasi.
Visi sebagai arah pijakan melaksanakan kebijakan sekolah dikomunikasikan
kepada stakeholders. Visi strategis
merupakan aspirasi manajemen mengenai arah masa depan dan juga memberikan
gambaran secara rinci mengenai kemana organisasi tersebut akan bergerak. Visi
ini sendiri menerangkan tujuan sekolah dalam waktu jangka panjang dan membentuk
identitas organisasi tersebut.
Misi merupakan tugas sekolah untuk mewujudkan visi lembaga yayasan dan
sekolah, yang umumnya ditandai dengan kata mewujudkan.
Perumusan visi
dan misi sekolah berfungsi sebagai acuan dan mempermudah penetapan kebijakan
sekolah, karena visi dan misi merupakan gambaran atau cita-cita ke depan
sekolah. Visi dan misi sebagai arah pijakan melaksanakan kebijakan sekolah.
C.
Analisis
Lingkungan
Berdasarkan paparan mengenai tahapan formulasi strategi maka dapat
disimpulkan bahwa analisis lingkungan terdiri dari dua unsur, yaitu analisis
eksternal dan analisis internal (analisis organisasi).
- Analisis
lingkungan eksternal meliputi identifikasi dan evaluasi aspek-aspek
sosial, budaya, politis, teknologi, dan kecenderungan yang mungkin
berpengaruh pada organisasi. Kecenderungan ini merupakan sejumlah faktor
yang sukar diramalkan (unpredictable) atau memiliki derajat ketidakpastian
(degree of uncertainly) tinggi. Hasil dari analisis lingkungan eksternal
adalah sejumlah peluang yang harus dimanfaatkan oleh organisasi
(opportunities) dan ancaman yang harus dicegah (threats).
- Analisis
lingkungan internal dari penentu persepsi yang realistis atas segala kekuatan
(strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang dimiliki organisasi. Suatu
organisasi harus mengambil manfaat dari kekuatannya dan berusaha untuk
mengatasi kelemahannya. Analisis organisasi dapat membantu organisasi
sekolah dalam pengalokasian sumber daya yang lebih efektif.
Analisis
lingkungan eksternal dan internal ini lazim disebut analisis SWOT.
D.
Analisis
Swot
SWOT
adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah
yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan
threats). SWOT akan lebih baik dibahas dengan menggunakan tabel yang dibuat
dalam kertas besar, sehingga dapat dianalisis dengan baik hubungan dari setiap
aspek
Proses
ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek
dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang
tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Menurut Boseman dalam Sagala. (2009:140),
1.
Kekuatan adalah kemampuan
internal sebuah organisasi yang memajukan tujuan organisasi dalam sebuah
industri yang bersaing;
2.
kelemahan adalah kebalikannya;
mereka membatasi penyelesaian tujuan-tujuan organisasi;
3.
peluang adalah keadaan, kejadian
atau situasi eksternal yang menawarkan perubahan organisasi uantuk mencapai
atau melampaui tujuannya; dan
4.
tantangan atau hambatan adalah
lawan dari peluang, hambatan adalah kekuatan, faktor-faktor atau situasi
eksternal yang mungkin secara potensial menciptakan masalah, kerusakan
organisasi, atau membahayakan kemampuan untuk mencapai tujuannya.
Analisis
SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik
SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi
nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru
Secara
umum masyarakat menyebut bahwa teknik SWOT ini dibuat oleh Albert Humphrey,
yang memimpin sebuah riset dan konvensi di Stanford Research Institute
(sekarang SRI International) pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan
menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500, namun wikipedia
menyebutkan bahwa Humphrey sendiri tidak mengklaim penciptaan SWOT, dan
asal-usulnya hingga kini tetap tidak jelas.
Meskipun analisis SWOT
pada awalnya dirancang sebagai metode mengorganisasi bisnis dan industri, namun
juga dapat digunakan untuk berbagai sektor lainnya termasuk pendidikan. SWOT
menjadi alat untuk mengidentifikasi dukungan eksternal dan internal, yaitu
untuk menekan hambatan internal dan eksternal. Analisis SWOT dalam manajemen
strategik diperlukan untuk memberikan pertimbangan mengenai pilihan-pilihan
tahap selanjutnya dari sebuah proses pengembangan pendidikan.
Konten diagram analisis
SWOT jika diuraikan dalam konteks manajemen lembaga pendidikan, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Contoh kekuatan
dan kelemahan (faktor internal dalam suatu sekolah):
-
Sumber daya manusia: guru, tenga kependidikan, relawan,
dll
-
Sumber daya fisik: lokasi, bangunan, peralatan
-
Keuangan: hibah, lembaga pendanaan, sumber pendapatan
lain
-
Kegiatan dan proses: program sekolah, dan sistem yang
Anda gunakan
-
Pengalaman masa lalu: reputasi di masyarakat
2. Peluang dan
ancaman (faktor eksternal yang berasal dari komunitas atau kekuatan
masyarakat):
-
Tren budaya dan pendidikan masa depan
-
Kondisi Ekonomi masyarakat lokal, nasional, atau
internasional
-
Sumber pendanaan eksternal: yayasan, donor
-
Demografi usia sekolah, kerja, ras, jenis kelamin
-
Lingkungan fisik: adalah bangunan di bagian kota yang
sedang berkembang? Apakah rute pemotongan tata kota?
-
Perundang-undangan: undang-undang yang memudahkan atau
mempersulit
-
Peristiwa lokal, nasional, atau internasional
E.
Contoh
Pemaparan Pola Perumusan Strategi
Tidak ada satupun prosedur perumusan strategi yang baku. Selain pola yang
dirumuskan sebelumnya pada bab ini, penulis mencoba menyajikan penjabaran dari
salah satu contoh pola perumusan strategi, yaitu yang dikemukakan (Juneja,2018) dalam Management
Study Guide, yaitu dalam enam langkah utama.
1.
Setting Organizations’ objectives,
2.
Evaluating the Organizational Environment
3.
Setting Quantitative Targets
4.
Aiming in context with the divisional plans
5.
Performance Analysis
6.
Choice of Strategy
Meskipun
langkah-langkah yang disajikan tersebut tidak kronologis tetapi penulis menilainya sangat rasional dan dapat
dengan mudah diikuti:
1.
Menetapkan tujuan Organisasi
Komponen utama
dari strategi adalah menetapkan tujuan jangka panjang organisasi. Strategi pada
umumnya merupakan media untuk merealisasikan tujuan organisasi. Tujuan ini
adalah keadaan ketika berada di sana, sedangkan Strategi adalah proses mencapai
ke sana. Strategi harus mencakup fiksasi tujuan maupun media yang akan
digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan tujuan harus dianalisis sebelum menentukan tujuan. Ketika tujuan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan strategis telah ditentukan, maka
institusi menjadi mudah untuk mengambil keputusan strategis.
2.
Mengevaluasi Lingkungan
Organisasi
Langkah
selanjutnya adalah mengevaluasi lingkungan secara umum di mana organisasi
beroperasi. Ini termasuk peninjauan lokasi dan persaingan lembaga. Sangat
penting untuk melakukan tinjauan kualitatif dan kuantitatif. Tujuan dari
peninjauan semacam ini adalah untuk memastikan bahwa faktor-faktor penting
pendukung kesuksesan di pasar dapat ditemukan, sehingga manajemen dapat
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sendiri serta kekuatan dan kelemahan
pesaing. Setelah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya, organisasi harus
mengawasi jejak langkah dan tindakan pesaing sehingga dapat mengantisipasi
kemungkinan threat terhadap pasar atau sumber pasokannya.
3.
Menetapkan Target Kuantitatif
Pada langkah
ini, organisasi harus mengevaluasi dan memperbaiki target-target kuantitatif.
Tujuan kegiatan ini adalah merencanakan cara mempertahankan pelanggan jangka
panjang, dengan cara mengevaluasi hasil berbagai hasil dan berbagai proses
pengerjaan.
4.
Bertujuan dalam konteks dengan
rencana divisi - Pada langkah ini, peran yang disandang oleh masing-masing
departemen atau divisi diidentifikasi dan sesuai perencanaan strategis
dilakukan untuk setiap sub-unit. Ini membutuhkan analisis yang cermat terhadap
trend.
5.
Analisis Kinerja
Analisis
kinerja ini termasuk diantaranya adalah menemukan record dan menganalisis
kesenjangan antara kinerja yang direncanakan atau yang diinginkan. Kegiatan ini
semacam evaluasi kritis terhadap kinerja organisasi di masa lalu, sekarang, dan
evaluasi terhadap proyeksi masa depan. Evaluasi kritis ini mengidentifikasi
tingkat kesenjangan yang bertahan antara realitas aktual dan aspirasi jangka
panjang organisasi. Organisasi memperkirakan kondisi masa depan yang terjadi jika
tren saat ini masih bertahan.
6.
Memilih Strategi
Ini adalah
langkah puncak dalam Perumusan Strategi, yaitu memilih tindakan terbaik setelah
mempertimbangkan tujuan organisasi, kekuatan organisasi, potensi dan
keterbatasan serta peluang eksternal.
F. Kontribusi
Manajemen Strategik Dalam Manajemen Pendidikan
-
Rencana strategis dan rencana operasional yang dibuat
oleh manajemen pendidikan dapat dikelola dan dikendalikan secara realistic
serta tetap terarah pada tujuan organisasi
-
Manajemen strategic menunjang fungsi kontrol dalam
manajemen pendidikan dengan menggunakan semua sumber daya yang dimiliki secara
terintegrasi menuju proses yang efektif dan efisien.
-
Manajemen pendidikan dapat memilih dan menetapkan
strategi dengan pendekatan yang lebih sistematis, logis dan rasional sehingga
dapat meminimalkan perbedaan dan mewujudkan kekuatan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan.
-
Mempermudah manajemen pendidikan dalam melakukan
perubahan atau pengembangan strategi dengan tetap sesuai dan tidak merubah
keunggulan yang ada pada organisasi.
-
Membantu manajemen pendidikan dalam mendorong perilaku
proaktif semua pihak sesuai tupoksinya untuk ikut memperkuat keunggulan
organisasi.
-
Manajemen strategic menuntut pihak baik dalam organisasi,
masyarakat maupun stakeholder lain untuk berartisipasi sehingga akan
meningkatkan perasaan ikut memiliki, tanggung jawab dan partisipasi.
G. Aplikasi Ms Dalam Pembuatan
Renstra Yang Dijabarkan Menjadi Renop
-
Pengamatan lingkungan baik internal maupun eksternal
dengan analisis SWOT untuk memetakan posisi organisasi sehingga dapat diketahui
apa yang harus dan dapat dilakukan organisasi untuk meningkatkan kualitas,
mengembangkan organisasi dan mencapai tujuannya.
-
Manajer pendidikan dapat merumuskan strategi-strategi
yang tepat dengan mengacu pada tujuan pendidikan dan tujuan
institusi/organisasi itu sendiri. Rumusan strategi ini berupa misi, tujuan,
strategi, dan kebijakan.
-
Manajemen pendidikan mewujudkan strategi dan dan
kebijakannya dengan mengembangkan program, anggaran serta prosedur dengan tetap
memperhatikan struktur, sumber daya dan budaya organisasi.
-
Melakukan pengendalian terhadap kinerja dan melakukan
evaluasi hasil kinerja sehingga diketahui tingkat keberhasilannya dan menemukan
kelemahan-kelemahan dalam implementasi maupun perumusan strategi untuk
dilakukan tindakan perbaikan-perbaikan.
BAB IV
PENUTUP
- Kesimpulan
-
Manajemen strategi merupakan sebuah keputusan hasil
analisa terhadap beberapa aspek pada perusahaan dan harus diimplementasikan di
semua lini perusahaan dan oleh seluruh anggota perusahaan;
-
Manajemen strategi terdiri dari beberapa langkah/tahap
yang saling berhubungan satu dengan yang lain, dan bekerja saling berurutan,
secara umum ada empat tahapan dalam menentukan strategi yang tepat bagi
perusahaan, tahapan-tahapan tersebut yaitu perencanaan strategi, formulasi
strategi, implementasi strategi dan evalusi strategi.
-
Formulasi strategi berhubungan dengan hal vital dan
berkesinambungan bagi suatu organisasi. Pengamatan dan penilaian yang dilakukan
secara simultan terhadap lingkungan eksternal dan internal lembaga pendidikan
memungkinkan para pengelola pendidikan mampu mengidentifikasi berbagai jenis
peluang untuk merumuskan dan mengimplementasikan rencana pendidikan. Rancangan
yang bersifat menyeluruh dapat dilakukan melalui proses tindakan yang dikenal
sebagai manajemen strategik.
-
Konsep manajemen strategik digunakan di dunia pendidikan
untuk lebih mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan teknik
analisis SWOT.
- Saran
Berdasarkan
pembahasan di atas maka diharapkan bagi seluruh organisasi dalam rangka
mewujudkan kemajuan organisasinya haruslah melakukan berbagai hal, salah
satunya adalah membuat formulasi strategi yang sebaik-baiknya dengan
mengikutsertakan anggota organisasi. Kemudian setelah melakukan perumusan formulasi strategi
dengan totalitas dan sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan
kemajuan yang diharapkan dapat terwujud
DAFTAR PUSTAKA
Edward Sallis, Total
Quality Management in Education; Manajemen Mutu Pendidikan, terj. Ahmad
Ali Riyadi, et.al., Yogyakarta: IRCiSoD, Cet. IV, 2006