Senin, 02 Agustus 2021

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

A.     Latar Belakang

Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan  informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan  kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Terdapat dua hal utama yang memengaruhi kualitas dua hasil penelitian,yaitu  kualitas instrument penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitiian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrument dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan unuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrument yang telah teruji validitas dan realibilitasnya belum dapat menghasilkan data yang valid dan reliable, apabila instrument tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.

Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu.

Dan dalam kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti. Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu merupakan alat yang digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu penelitian guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesa-hipotesa tertentu.

Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Untuk memperoleh instrumen yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrumen.

Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang diteliti. Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam  prosedur  penelitian yang tak dapat dipisahkan antara yang satu terhadap  yang lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian terhadap hipotesa-hipotesa yang dibuat.

Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan makalah ini akan diuraikan berbagai hal terkait dengan metode pengumpulan data dan instrument penelitian. Pengumpulan data dapat dilakkan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiyah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperiment, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer ,dan sumber skunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka tenik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), Observai (pengamatan) dan gabungan ketiganya.

Pada bab ini hanya akan dikemukakan pengumpulan data berdsarkan terkniknya, yaitu melalui wawancara, angket (kuesioner) dan observasi.

 

B.     Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang dapat dirumuskan dari pemaparan di atas , yaitu:

1)      Apa yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data?

2)      Apa saja macam-macam teknik pengumpulan data?

3)      Apa saja dan bagaimana teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif ?

 

 

C.    Tujuan dan Manfaat

1.    Tujuan

Makalah ini dibuat untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Teknik Pengumpulan Data, dan mengetahi macam-macam Interview/wawancara, Kuesioner dan Observasi

2.    Manfaat

Diharapkan kita dapat mempelajari tentang Teknik pengumpulan data dalam Metodologi Penelitian Pendidikan dengan tujuan agar dapat menerapkan kebutuhan dalam pembelajaran dengan baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

Menurut Jhonson & Christensen (2000: 126), method of collection data is technique for physically obtaining data to be analyzed in a research study.  Metode pengumpulan data  diartikan sebagai teknik untuk mendapatkan data secara fisik untuk dianalisis dalam suatu studi penelitian.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada datanya, maka pengumpulam datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data.

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid atau reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Untuk mengetahui bagaimana teknik pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif maka akan diuraikan pada pembahasan selanjutnya.

Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian.

Dan data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan, data yang dikumpulkan haruslah data yang benar. Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, instrument pengumpulan datanya pun harus baik.

            Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview, kuesioner (angket), observasi (Sugiyono, 2017: 193-194)

A.    Interview ( wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan menemukan permasalahan yang harus di teliti, dan juga apabila penneliti ingin mengetahui hal-hal responden yang leih mendalam dan jumlah respondenya yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self –report,atau setidanya-tidaknya pada pengetahuan dan tau keyakinan pribadi . Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner (anggket )adalah sebagai berikut.

1.      Bahwa subyek (responden) adalah yang paling tahu tentang dirinya sendiri

2.      Bahwa apa yang dinyatakaan oleh subyek kepada peneliti adalah benardan dapat di percaya

3.      Bahwa interprensi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang di ajaukan peneliti kepdanya  adalah sama dengan apa yang di maksud peneliti.

 

            Wawancara dapat dilakukan secara tersetruktur maupun tidak terstruktur maupun tidak terstruktur , dan dapat dilakukan secaratatap muka ( face to face) maupun dengan menggunakan telepon.

1.      Wawancara Terstruktur

            Wawancara terstruktur digunakan sebagai pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanaan-pertanyaan tertulis yang  alternative  jawabanya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dengan pengumpulan data mencatanya. dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data. supaya setiap pewawancara mempunyai keterampilan yang sama, maka di perlukan training kepada calon pewawancara.

            Dalam melakukan wawancara, selain harus membaca instrument sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaaan wawancara menjadi lancar. Peneliti bidang pembangunan misalnya, bila akan melakukan penelitian untuk mengetahui responmasyarakat, maka perlu membawa foto-foto dan brosur tentang berbagai jenis pembangunan yang telah dilakukan, misalnya pembangunan yang telah dilakukan. Misalnya pembangunan gedung sekolah, bendungan untuk pengairan sawah sawah, pembangunan pembangkit tenaga listrik dan lain-lain.

            Berikut ini di berikan contoh wawancara terstruktur, tentang tanggapan masyarakat terhadap berbagai pelayanan pemerintah kabupaten tertentu yang di berikan kepada masyarakat. Pewawancara melingkari salah satu jawaban yang di berikan responden.

1.      Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan pendidikan di kabupaten ini?

a.       Sangat Bagus

b.      Bagus

c.       Tidak bagus

d.      Sangat tidak bagus

2.      Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu tentang pelayanan bidang kesehatan di kabupaten ini?

a.       Sangat Bagus

b.      Bagus

c.       Tidak bagus

d.      Sangat tidak bagus

3.      Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan bidang transportasi Kabupaten ini?

a.       Sangat jelek

b.      Jelek

c.       Bagus

d.      Sangat Bagus

4.      Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan urusan KTP Kabupaten ini?

a.       Bagus sekali

b.      Bagus

c.       jelek

d.      Sangat jelek

5.      Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan penerangan jalan dikabupaten ini?

a.       Sangat Baik

b.      Baik

c.       Tidak baik

d.      Sangat tidak baik

6.      Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan saluran di kabupaten ini?

a.       Sangat jelek

b.      Jelek

c.       Bagus

d.      Sangat Bagus

7.      Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan bidang keamana di kabupaten ini?

a.       Sangat Bagus

b.      Bagus

c.       Jelek

d.      Jelek sekali

8.      Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan bidang sarana dan prasarana jalan di kabupaten ini?

a.       Sangat Baik

b.      Baik

c.       Jelek

d.      Sangat jelek

9.      Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan rekreasi di kabupaten ini?

a.       Sangat memuaskan

b.      Memuaskan

c.       Tidak memuaskan

d.      Sangat tidak memuaskan

10.  Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan air minum dikabupaten ini?

a.       Sangat Bagus

b.      Bagus

c.       Jelek

d.      Sangat Jelek

 

2.      Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak testruktur, adalah wawancara yang bebas diman peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk menggumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa grs-garis besar pedoman wawancara yang di gunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan dinyatakan.

Contoh:

Bagaimanakah pendapat bapak/ibu terhadap kebikjakn pemerintah terhdap perguruan tinggi berbadan hokum? Dan bagaiana peluang masyarakat miskin dla memperoleh pendidikn tinggi yang bermutu?

 

Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunsksn dlam penelitian pendahuluan atau malahan ntuk penelitin yang lebih mendalam tentang responden. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tenang berbagai isu atau permsalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menemukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus di teliti. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam obyek , misalkan akan melakukan penelitian tentang iklim kerja perusahaan  maka dapat dilakukan wawancara dengan pekerja tinggkatan bawah supervisor, dan manajer.

            Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang responden, maka penelii dpat juga menggunakan wawancara tidak terstruktur . misalnya sesorang yang dicurigai sebagai penjahat, maka peneliti akan melakukan wawancara tidak terstruktur secara mendalam, sampai diperoleh keteragan bahwa orang tersebut penjahat atau bukan.

            Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data-data apa yang telah diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yangdi ceritakan oleh responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawban dan esponden tersebut, maka penelti dapat mengajukan berbagai petanyaan berikutnya yang lebih terararah pada suatu tujuan. Dalam melakukan wawancara peneliti dapat menggunakan cara “ Berputar-putar baru menukik” artinya pada awal wawancara, yang dibicarakan adalah hl-hal yang tidak terkait dengan tujuan, dan bila sudah terbuka kesempatan untuk menanyakan sesuatu yang menjadi tujuan, maka segera ditanyakan.

            Wawancara baik yang dilakukan dengan face to face maupun yang menggunakan pewat telepon, akan selau terjadi kontrak pribadi, oleh karena itu pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi sehingga dapt memilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus melakukan wawancara. Pada saat responden sedang sibuk bekerja, sedang mempunyi masalah berat, sedang memulai istirahat sedang tidak sehat, atau sedang marah, maka harus hati-hati dalam melakukan wawancara. Kalau dipaksa wawancara dalam kondii seperti itu, maka menghasilkan data yang tida valid dan akurat.

            Bila responden yang akan diwawancarai telah ditentukan oranya, maka sebaiknya sebelum melakukan wawancara, pewawancara minta waktu terlebih dahulu, kapan  dan dimana bisa melakukan wawancara. Dengn cara in, maka suasan wawancar akan lebih baik, sehingga data yang di peroleh akan ebih lengkp dan valid.

            Informasi atau data yang di peroleh dari wawancara sering bias,. Bias adalah menyimpang dari yang serusnya, sehingga dapat diyatakan data tersebut subyekyif dan tidak akurat. Kebiasaan data ini akan tergantung pada Pewawancara, yang diwawancarai (responden) dan situasi & kondisi ada saaat wawancara. Pewawancara yang tidak pada posisi netral, misalnya ada maksud tertentu, diberi seponsor akan memberikan interpretasi data yang berbeda dengan apa yang disampaikan oleh responden. Responden akan memeberi data yang bias, bila responden tidak dapat menangkap dengan jelas apa yang dinyatakan peneliti atau pewawancara. Oleh karena peneliti jangan memeberikan pertanyaan yang bias. Selanjutnya situasi kondisi seperti yang telah di kemukakan di atas, sangatmempengaruhi proses wawancara, yang pada akhirnya juga akan mempengeruhi validitas data.

 

B. Kuesioner (Angket)

            Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau dilakukan dengan cara memberi seoerngkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan terbesar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertuup dan terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.

            Bila peneliti dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu lua, sehingga kuesioner dapat diantarkan langsung dalam waktu tidak terllu lama, maka pengiriman angket kepada responden tidak perlu melalui post. Dengan adnya kontak langsungantara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif yang dan cepat.

            Uma sekaran (1992) mengemukakan beberapa perinsip dalam penuliasan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: prinsip penulisan , pengukuran dan penampilan fisik.

 

Prinsip ini menyangkutbeberapa factor yaitu: ini dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan ertutup terbuka-negatif positif, petanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan.

a.      Isi dan Tujuan Pertanyaan

        Yang dmaksud disini adalah, apakah isi pertanyaan tersebut merupkan bentuk pengukuran atau bukan? Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus disususn dalam sekala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang teliti.

 

b.      Bahasa yang Digunakan

        Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket) harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. Kalau sekiranya responden tidak dapat berbahas Indonesia, maka angket jangan disusun dengan bahasa indonesia. Jadi bahasa yang digunakan dalam angket harus memperhatikan jenjang pendidikan responden keadaan sosial budaya, dan “ frame of reference” dari responden.

c.       Tipe dan Bentuk Pertanyaan

        Tipe pertanyaan dalam angketdapat terbuka atau tertutup (kalau dalam wawancara : terstruktur dan tidak terstruktur) dan bentunya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.

        Petanyaan terbuka, adalah pertanyan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabanya berbentuk uraian tenang sesuatu hal. Contoh: bagaimanakah tanggapan andaterhadap iklan-iklan di TV saat ini? Sebaliknya pertnyn tertutup, adalah pertnyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertnyaan yang telah tersedia. Setiap pertnyaan angket yang mengharapkan jawaban bentuk data nominal, ordinal, interval, dan ratio, adalah bentuk pertanyaan tertutup.

        Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluru angket yang telah terkumpul. Pertanyaan/pernyataan dalam angket perlu dibuat kalimat positif dan negative agar responden dalam  memberikan  jawaban setiap pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis.

d.      Pertanyaan tidak Mendua

        Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (double barreled) sehingga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban.

Contoh:

Bagaimana pendapat and tentang kualitas dan relavansipendidikan saat ini? Ini adalah pertanyaan ang mendua, karena mennyaan tentang dua hal sekaligus yaitu kualitas dan relavansi. Sebaiknya pertanyaan tersebut dijadikan menjadi duayaitu: bagaianakah kualitaspendidikan ? bagaimanakah relavansi pendidikan?

 

e.       Tidak menanyakan yang sudah lupa

        Setiap pertanyaan dalam istrumen angket, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan yang memelukan jawaban dengan berfikir berat.

Contoh:

Bagaimanakah kualitas pendidikan sekarang bila dibandingkan dengan 30tahun yang lalu? Menurut anda, bagai manakah cara mengatasi krisis ekonomi saat ini? (kecuali penelitian yang mengharapkan pendapat para ahli). Kalau misalnya umur responden yang diberikan angket baru 25 tahun, dan pendidikanya rendah, maka akan sulit memberikan jawaban.

 

f.    Pertanyaan tidak Menggiring

        Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja tau ke yang jelek saja misalnya: Bagaimanakah prestasi belajar anda selama disekolah dulu? jawaban responden tentu cenderung akan menyatakan baik. Bagaimanakah prestasi kerja anda selama setahun terakhir? Jawabanya akan cenderung baik.

 

g.      Panjang pertanyaan

        Urutan pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang sehingga akan membuat jenuh responden daam mengisi. Jika jumlah variabel banyak sehingga memelukan instrument yang banyak maka instrument tersebut dibuat bervariasi dalampenampilan, model skala pengukuran yang digunaka, dan caa mengisinya. Disarankan empirik jumlah pertanyaan yang menandai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan.

 

h.      Urutan Pertanyaan

        Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang  spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang lebih sulit, atau dia acak. Hal ini perlu di pertimbangkan karena secara psikhologis akan mempengaruhi semangat responden untuk menjawab. Kalau pada awalnya sudah diberi pertanyaan yang sulit atau yang spesifik, maka responden akan patah semangat untuk mengisi angket yang telah mereka terima. Untuk  pertanyaan yang di acak perlu dibuat bila tingkat kematangan responden terhadap masalah yang dinyatakan sudah tinggi.

 

i.        Perinsip pengukuran

        Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrument penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu istrumen angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliable, maka perlu diuji validitas dan reliabilitas terlebih dulu. Instrument yang tidak valid dan reliable bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak validdan reliable pula.

 

j.        Penampilan Fisik Angket 

        Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusn responden dalam mengisi angket.angket yangdibuat di kertas buram, akan mendapat respon yangkurang mnarik bagi responden, bila dibandingkan angket yang dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna.tetapi angket yang dicetak di kertas yang bagus dan berwarna akan menjadi mahal.

 

C. Observasi

      Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lai, yaitu wawancaa dan kuesioner.kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obye-obyek alam lain.

      Sutrisno Hadi (1996) mengemukakan bahwa, observasi merupkan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan pskhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

      Teknik pengumpulan data dengan observasidigunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala gejala alam dan bilaresponden yang di amati tidak terlalu besar.

      Dari segi proses pelakanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non  participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang di gunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tida terstruktur.

 

1.      Observasi berperanserta (participant observation)

            Dalam persentasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melkukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut mersakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang di peroleh akan lebih lengkp, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap prilaku yang nampak.

            Dalam suatu perusahaan atau organisasi pemerintah misalnya peneliti dapat berperan sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagai mana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangagat kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan lain, hubungan karyawan dengan supervisor dan pimpinan, keluhan dalam melakukan pekerjaan dan lain-lain.

 

2.      Observasi Nonpartisipan

            Kalau dalam observasi partisipn peneliti terlibat langsung dengan aktifitas orang-orang yang sedang diamati, makadalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebag ipengamat independen. Misalnya dalam suatu tempat pemungutan suara (TPS), peneliti dapat mengamati bagaimana prilaku masyarakat dalam hal menggunakan hakpilihnya, dalam interaksi dengan panitia dan pemilih yang lain. Peneliti mencatat menggunakan dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang prilaku masyarakat dalam pemilihan umum. Pengumpulan data dengan observasi non partisipan ini tidak akan mendapatkan dua yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik prilaku yang tampak, yang terucap dan yang tertulis.

            Dalam suatu proses produkdi, peneliti dapat mengamati bagai mana mesin-mesin bekerja dalam mengolah bahan baku, komponen mesin mana yang masih bagus dan yang kurang bagu, bagaiman kualitas barang yang dihasilkan,dan bagai man performance tenaga kerja atau oprator mesinya.  

a.      Observasi terstruktur

      Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sitematis, tentang apa yang akan di amati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan realibilita. Pedoman wawancara terstruktur, atau angkettertutup jga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi. Misalnya peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja pegawai yang bertugas daam pelayanan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), maka peneliti dapat menilai setiap perilaku dan ucapan dengan menggunakan instrument yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan tersebut.

 

b.      Observasi Tidak Tersetruktur

      Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak mnggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.

      Dalam suatu pemeran produk industri dari sebagi Negara, peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat kesimpulan. 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.   Kesimpulan

Pada bab ini penulis hanya  memperkenalkan atau memaparkan pengumpulan data berdasarkan tekniknya yaitu melalui wawancara, angket,dan observasi.

            Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara  yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

            Penulis mendefinisikan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Untuk mengemukan beberapa prinsip dalam penulisan angket, Prof.  Sugiyono menggunakan prinsip yang dikemukakan oleh Uma Sekaran (1992) yaitu prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip penulisan angket menyangkut bebrapa faktor yaitu isi dan tujuan pertanyaan,bahasa yang digunakan, tipe dan bentuk pertanyaan, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan yang sudah lupa, pertanyaan tidak menggiring, panjang pertanyaan, urutan pertanyaan, prinsip pengukuran dan penampilan fisik angket.

            Penulis mendefinisikan obsevase menurut pendapat Sutrisno Hadi (1986) yaitu suatu proses yang kompleks suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psihologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses – proses pengamatan dan ingatan. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation dan observasi nonpartisipan. Dalam observasi participant, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari – hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sedangkan obsevasi nonpartisipant peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang orang yang sedang diamati maka dalam obsevasi nonpartisipant peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Johnson, B. & Larry Christensen. (2000). Educational Research, Quantitative and Qualitative Approaches. USA. Allyn and Bacon.

MacClave, James T. & Sincich, Terry. (2000).  Statistics. USA. Prentice-Hall

McMillan, J.H. & Sally Schumacher.  (2010). Research in Education, Evidence-   Based Inquiry. USA. Pearson.

Mertens, Dona M. (2010). Research and Evaluation in Education and Psychology. USA. Sage Publication. 

Scheaffer, Richard L. (1986). Elementary Survey Sampling. USA. PWS Publisher.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfa Beta, 2017.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo, 2008.


 

 

0 comments:

Posting Komentar