This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 03 Januari 2022

MEMBANGUN JIWA ENTERPRENEURSHIP DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN PESPEKTIF AGAMA

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

Konsep kepemimpinan merupakan komponen fundamental dalam menganalisis proses dan dinamika di dalam organisasi. Untuk itu banyak kajian dan diskusi yang membahas definisi kepemimpinan yang justru membingungkan. Secara umum definisi kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut. “Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu mamaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan” (Tati Rosmiati dan Dedi Achmad Kurniadi, 2009:125).

Musbikin (2013:8) menyebutkan pengertian seorang pemimpin atau disebut juga dengan kepala sekolah dalam sebuah lingkungan pendidikan dasar dan menengah, yaitu seorang tenaga fungsional guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Dari pengertian di atas dapat difahami bahwa kepala sekolah memiliki peran lebih dibandingkan dengan guru.

Sekolah adalah pemimpinan yang yang menjalankan perannya dalam memimpin sekolah sebagai lembaga pendidikan, Kepala Sekolah berperan sebagai pemimpin pendidikan. Secara umum kepemimpinan pendidikan dapat diartikan sebagai kepemimpinan yang diterapkan dalam bidang pendidikan, pengertian dari kepemimpinan itu sendiri pada dasarnya mempunyai sifat yang umum dan hal itu juga dapat berlaku dalam bidang pendidikan. Secara lebih khusus bila diterapkan pada organisasi pendidikan seperti sekolah, maka kepemimpinan pendidikan dalam tataran organisasi sekolah akan berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah (school leader/principal), hal ini disebabkan kepala sekolah merupakan orang yang punya otoritas dalam mengelola sekolah guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan factor penting yang dapat memberi makna dan kesatuan tujuan antara pemimpin, staf, siswa, orang tua siswa serta masyarakat secara keseluruhan. Kepemimpinan tidak hanya berbicara apa yang dilakukan pemimpin namun juga berkaitan dengan bagaimana pemimpin membuat orang/pegawai nyaman dan bersemangat dalam bekerja dan dalam organisasi itu sendiri. 

 

Berdasarkan pemaparan di atas, penulisan ini lebih menekankan pada: Membangun jiwa enterpreneurship dalam kepemimpinan pendidikan perspektif  agama

 

B.     Rumusan Masalah

  1. Bagaimana membangun jiwa enterpreneurship dalam kepemimpinan pendidikan perspektif  agama ?

C.    Tujuan Penulisan

  1. Tujuan Umum : untuk menemukan konsep membangun jiwa enterpreneurship dalam kepemimpinan pendidikan perspektif  agama
  2. Tujuan Khusus

a.       Untuk mengkaji membangun jiwa enterpreneurship dalam kepemimpinan pendidikan perspektif  agama.

D.    Manfaat Penulisan

1.    Manfaat teoritis : untuk menambah khazanah konsep teori membangun jiwa enterpreneurship dalam kepemimpinan pendidikan perspektif  agama

2.    Manfaat Praktis : untuk memberikan pemahaman tentang membangun jiwa enterpreneurship dalam kepemimpinan pendidikan perspektif  agama

E.     Metode Penulisan

            Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode kepustakaan yakni metode yang digunakan untuk pencarian data atau pengamatan secara mendalam terhadap tema yang diteliti hanya berdasarkan karya tertulis termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan dan metode analisis contens.

F.     Sistematika Penulisan

Adapun sistematikan penulisan dalam makalah ini adalah terdiri dari empat bab, yaitu:

1.      Bab I terdiri dari Pendahuluan, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

2.      Bab II terdiri dari landasan teori mengenai membangun jiwa enterpreneurship dalam kepemimpinan pendidikan perspektif   agama

3.      Bab III terdiri dari pembahasan mengenai membangun jiwa enterpreneurship dalam kepemimpinan pendidikan perspektif   agama

4.      Bab IV terdiri dari kesimpulan yakni kesimpulan umum dan kesimpulan khusus.


 

BAB II

KAJIAN TEORITIS

 

Kepemimpinan adalah kemampuan seni mempengaruhi tingkah laku manusia dan kemampuan untuk membimbing beberapa orang untuk mengkordinasikan dan mengarahkan dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk dapat menggerakkan beberapa orang pelaksana, seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dibandingkan orang yang dipimpinnya misalnya kelebihan dalam menggunakan pikirannya,  rohaniah, dan badaniah. Agar dapat menggunakan kelebihanya tersebut, seorang pemimpin suatu organisasi difasilitasi dengan apa yang disebut dengan tugas dan wewenang.

 "Kepemimpinan" melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam, yang terjadi di antara orang-orang yang menginginkan perubahan signifikan dan perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan pengikutnya (bawahan). Pengaruh (influence) dalam hal ini berarti hubungan di antara pemimpin dan pengikut sehingga bukan sesuatu yang pasif, tetapi merupakan suatu hubungan timbal balik dan tanpa paksaan. Dengan demikian kepemimpinan itu sendiri merupakan proses yang saling mempengaruhi.

Pendapat tersebut di atas sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ralp M. Stogdill bahwa "Kepemimpinan" adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Sondang P. Siagian, Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak daripada semua sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi.

Menurut Sopyan Sauri kepemimpinan yang berpengaruh dan efektif adalah kepemimpinan yang memiliki ruh kepemimpinan. Ruh kepemimpinan dalam mengelola bidang apapun, terlebih dalam pendidikan, dapat mewujudkan dengan mengembangkan six value system (enam sistem nilai)  berikut :

1.   Teologocal value (nilai teological value (nilai teologis) yaitu nilai-nilai yang berbasis pada wahyu ilahi atau dalili-dalil yakni al-quran, hadis, da ijtihad para ulama.

2.   Fisic and psicological value (nilai fisik/psikologi) yaitu :  yaitu nilai-nilai yang berbasis pada hokum alam semesta

3.   Logical value (nilai logika) yakni nilai-nilai yang berbasis pada akal pikioran manusia.

4.   Etical value ( nilai etika)  yaitu nilai yang berbasis pada nilai kebaikan

5.   Estetical value (nilai estetika) yaitu nilai yang berbasis pada nilai keindahan

6.   Teleological value (nilai kemanfaatan) yaitu nilai-nilai yang lebih mengedepankan unsur-unsur manfaat.

Apabila keenam nilai tersebut tumbuh dalam jiwa kepemimpinan seseorang maka dapat dipastikan pemimpin tersebut memiliki sifat-sifat beriman, bertakwa, tawakal, cerdas, jujur, adil, amanah/tanggungjawab, disiplin, ikhlas. (Sauri,  2017 : 166-168)

Entrepreneur berasal dari bahasa perancis entreprende yang berarti “to undertake “ between-taker, go-between (perantara). Dalam bahasa Indonesia Istilah entrepreneur sering juga disebut dengan wiraswasta atau wirausahawan, dan istilah entrepreneurship diartikan sebagai kewirausahaan atau kewiraswastaan yang artinya keberanian, kesungguhan, dan keseriusan dalam memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya. Menurut Kasmir (2014:19) wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berani mengambil resiko untuk membuka sebuah usaha dalam berbagai kesempatan.

Adapun mengenai kepemimpinan entrepreneur, Hitts, Ireland, dan Hoskisson dalam Uhar Suharsaputra (2016:91) menyebutkan bahwa: “Entrepreneurial Leadership... as the entrepreneur’s ability to anticipate, envision, maintain flexibility, think strategically, and work whith others to changes that will create a viable future for the organization”

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kepemimpinan entrepreneurship adalah kepemimpinan seorang kepala sekolah yang mempunyai kemampuan mengantisipasi perubahan, yang mampu menunjukkan dengan jelas visi yang ingin diwujudkan, berfikir strategis, fleksibel, yang mampu mengantisipasi perubahan, serta berorientasi pada masa depan.

Entrepreneur dalam konteks pendidikan berarti bahwa kepala sekolah mampu menggunakan kekuasaannya sebagai alat untuk mengeluarkan kebijakan yang mampu memandirikan sekolah yang dipimpinnnya serta bebas dari keterikatan dengan lembaga lain. Seorang entrepreneur dalam konteks pendidikan akan berupaya bagaimana mewujudkan sekolah yang mandiri tidak bergantung dengan lembaga lain, sekolah yang mampu melahirkan lulusan-lulusan yang unggul serta mampu mandiri tidak menjadi beban masyarakat.

Mulyasa (2015:189) menjelaskan jiwa entrepreneurship bisa dimiliki oleh setiap peserta didik manakala lingkungan sekolah mampu membiasakan peserta didik untuk berfikir kreatif dan inovatif sebagai dasar, kiat dan kekuatan untuk memanfaatkan peluang menuju sukses. Menurut Hisrich et al dalam Uhar suharsaputra (2016:189) entrepreneurship adalah proses, dimana diciptakan sesuatu yang berbeda yang bernilai, dengan jalan mengorbankan waktu dan upaya yang diperlukan, dimana orang menanggung resiko finansial, psikologis, serta sosial, dan orang yang bersangkutan menerima hasil-hasil berupa imbalan moneter, dan kepuasan pribadi sebagai dampak kegiatan itu”

Berdasarkan pembahasan di atas, maka diketahui unsur-unsur yang dapat membentuk kewirausahaan adalah 1) sikap mental, 2) kepemimpinan, 3) manajemen, dan 4) keterampilan. Kepala sekolah yang memiliki jiwa entrepreneur memiliki tujuan-tujuan yang diintegrasikan dalam visi dan misi, tujuan, dan rencana strategis sekolah secara realistik, sesuai dengan kemampuan, kondisi dan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada di sekolah guna dapat mendukung tercapainya visi sekolah.

 

Membangun jiwa enterpreneurship dalam kepemimpinan pendidikan perspektif   agama.

 

Islam memang tidak memberikan penjelasan secara eksplisit terkait konsep tentang kewirausahaan (entrepreneurship) ini, namun di antara keduanya mempunyai kaitan yang cukup erat; memiliki ruh atau jiwa yang sangat dekat,  meskipun bahasa teknis yang digunakan berbeda. Dalam Islam digunakan istilah kerja keras, kemandirian (biyadihi), dan tidak cengeng. Setidaknya terdapat beberapa ayat al-Qur’an maupun Hadis yang dapat menjadi rujukan pesan tentang semangat kerja keras dan kemandirian ini, antara lain :

1.      Bekerjalah kamu, maka Allah dan orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan kamu” (Q.S. at-Taubah : 105).

2.      “Apabila shalat telah ditunaikan maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia (rizki) Allah. “ (Q.S. al-Jumu’ah : 10)

3.      "Dia-lah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezekiNya. Dan hanya kepadaNya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan". (QS. Al Mulk : 15)

4.      “Amal yang paling baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cucuran keringatnya sendiri, ‘amalurrajuli biyadihi (HR.Abu Dawud)” ;

5.      Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”; “al yad al ‘ulya khairun min al yad al sufla”( HR.Bukhari dan Muslim) (dengan bahasa yang sangat simbolik ini Nabi mendorong umatnya untuk kerja keras supaya memiliki kekayaan, sehingga dapat memberikan sesuatu pada orang lain), 

6.       Sesungguhnya bekerja mencari rizki yang halal itu merupakan kewajiban setelah ibadah fardlu” (HR.Tabrani dan Baihaqi).

 

Nash ini jelas memberikan isyarat agar manusia bekerja keras dan hidup mandiri. Bekerja keras merupakan esensi dari kewirausahaan. Prinsip kerja keras, menurut Wafiduddin, adalah suatu langkah nyata yang dapat menghasilkan kesuksesan (rezeki), tetapi harus melalui proses yang penuh dengan tantangan (reziko). Dengan kata lain, orang yang berani melewati resiko akan memperoleh peluang rizki yang besar. Kata rizki memiliki makna bersayap, rezeki sekaligus resiko.

Islam memberikan lima sendi yang perlu diperhatikan  oleh seorang pelaku ekonomi/wirausaha dalam melakukan  aktivitasnya. Kelima sendi tersebut sebagai berikut :

1.      Aktivitas ekonomi harus dijadikan niatan amal soleh dan dijalankan dengan ikhlas  supaya memperoleh pahala dari Allah swt. Hal tersebut dimaksudkan supaya : a). dalam pelaksanaannya tidak mengalami kerugian sesuai denngan firman Allah ( QS. AlAsr : 1-3).; b) pada akhirnya kita memperoleh kehidupan yang baik dan pahala yang lebih baik. Hal isi sesuai firman Allah QS. AnNahl:97.

2.      Aktivitas ekeonomi yang kita jalankan harus dapat menjaga nama baik yaitu harus dijalankan secara jujur tidak mengambil keuntungan dengan cara berdusta.

3.      Aktivitas ekonomi harus menjadikan kita bertambah ilmu

4.      Aktivitas ekonomi harus dijadikan ajang silaturrahmi

5.      Aktivitas ekonomi  kita juga selain menguntungkan diri sendiri kita, harus menguntungkan orang lain  (Sauri, 2018 : 247-249)

Dalam sejarahnya Nabi Muhammad, istrinya dan sebagian besar sahabatnya adalah para pedagang dan entrepre mancanegara yang pawai. Beliau adalah praktisi ekonomi dan sosok tauladan bagi umat. Oleh karena itu, sebenarnya tidaklah asing jika dikatakan bahwa mental entrepreneurship inheren dengan jiwa umat Islam itu sendiri. Bukanlah Islam adalah agama kaum pedagang, disebarkan ke seluruh dunia setidaknya sampai abad ke -13 M, oleh para pedagang muslim.

Dari aktivitas perdagangan yang dilakukan, Nabi dan sebagian besar sahabat telah meubah pandangan dunia bahwa kemuliaan seseorang bukan terletak pada kebangsawanan darah, tidak pula pada jabatan yang tinggi, atau uang yang banyak, melainkan pada pekerjaan.Oleh karena itu, Nabi juga bersabda “Innallaha yuhibbul muhtarif” (sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang bekerja untuk mendapatkan penghasilan). Umar Ibnu Khattab mengatakan sebaliknya bahwa, “Aku benci salah seorang di antara kalian yang tidak mau bekerja yang menyangkut urusan dunia.

Keberadaan Islam di Indonesia juga disebarkan oleh para pedagang. Di samping  menyebarkan ilmu agama, para pedagang ini juga mewariskan keahlian berdagang khususnya kepada masyarakat pesisir. Di wilayah Pantura, misalnya, sebagian besar masyarakatnya memiliki basis keagamaan yang kuat, kegiatan mengaji dan berbisnis sudah menjadi satu istilah yang sangat akrab dan menyatu sehingga muncul istilah yang sangat terkenal jigang (ngaji dan dagang). Sejarah juga mencatat sejumlah tokoh Islam terkenal yang juga sebagai pengusaha tangguh, Abdul Ghani Aziz, Agus Dasaad, Djohan Soetan, Perpatih, Jhohan Soelaiman, Haji Samanhudi, Haji Syamsuddin, Niti Semito, dan Rahman Tamin.

Apa yang tergambar di atas, setidaknya dapat menjadi bukti nyata bahwa etos bisnis yang dimiliki oleh umat Islam sangatlah tinggi, atau dengan kata lain Islam dan berdagang ibarat dua sisi dari satu keping mata uang. Benarlah apa yang disabdakan oleh Nabi, “Hendaklah kamu berdagang karena di dalamnya terdapat 90 persen pintu rizki” (HR. Ahmad).

Bagi umat Islam berdagang lebih kepada bentuk Ibadah kepada Allah swt. Karena apapun yang kita lakukan harus memiliki niat untuk beribadah agar mendapat berkah. Berdagang dengan niat ini akan mempermudah jalan kita mendapatkan rezeki. Para pedagang dapat mengambil barang dari tempat grosir dan menjual ditempatnya. Dengan demikian masyarakat yang ada disekitarnya tidak perlu jauh untuk membeli barang yang sama. Sehingga nantinya akan terbentuk patronage buying motive yaitu suatu motif berbelanja ketoko tertentu saja.

Berwirausaha memberi peluang kepada orang lain untuk berbuat baik dengan cara memberikan pelayanan yang cepat, membantu kemudahan bagi orang yang berbelanja, memberi potongan, dll. Perbuatan baik akan selalu menenangkan pikiran yang kemudian akan turut membantu kesehatan jasmani. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam buku The Healing Brain yang menyatakan bahwa fungsi utama otak bukanlah untuk berfikir, tetapi untuk mengembaliakn kesehatan tubuh. Vitalitas otak dalam menjaga kesehatan banyak dipengaruhi oleh frekwensi perbuatan baik.


BAB III

PEMBAHASAN

 

Untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan, kita dapat melakukan beberapa hal, seperti:

a.       Mengikuti pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan baik menengah maupun tinggi menyajikan berbagai program atau paling tidak mata kuliah kewirausahaan

b.      Mengikuti seminar-seminar kewirausahaan. Berbagai seminar kewirausahaan seringkali diselenggarakan dengan mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan sehingga melalui media ini kita akan membangun jiwa kewirausahaan di diri kita

c.       Mengikuti pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui pelatihan baik yang dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan outdoor). Melalui pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan kita terhadap dinamika perubahan linghkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan dikembabngkan

d.      Otodidak. Melalui berbagai media kita bisa menumbuhkan semangat berwirausaha. Misalnya melalui biografi pengusaha sukses (sucess story), media televisi, radio majalah koran dan berbagai media yang dapat kita akses untuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang ada di diri kita. Melalui berbagai media tersebut ternyata setiap orang dapat mempelajari dan menumbuhkan jiwa wirausaha.

Salah satunya upaya kepala sekolah entrepreneurship untuk kemandirian pembiayaan adalah dengan memberdayakan wakaf, infaq, dan sedekah. Salah satunya dengan memanfaatkan dana wakaf dengan pengelolaan dana wakaf yang baik, dana wakaf akan tumbuh dan berkembang sehingga tidak mustahil mampu memberikan kesejahteraan masyarakat sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Salah satu bentuk pemberdayaan dana tersebut adalah dengan memanfaatkannya sebagai modal penumbuhan udan pengembangan usaha.

Untuk menentukan jenis usaha yang akan dijalankan disekolah, kepala sekolah entrepreneurshipharus mempertimbangkan terlebih dahulu jenis usaha apa yang akan dibuka dengan mempertibangkan minat dan bakat, ketersediaan modal dan waktu, keuntungan (laba) serta pengalaman. Kepala sekolah entrepreneurship dalam pelaksanaannya harus mampu mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah.

Tedjasutisna  (2004) menyatakan bahwa ciri-ciri kepala sekolah yang menerapkan kepemimpinan wirausaha ditunjukkan oleh tabel 1 dibawah ini. Ciri-ciri tersebut, baik ciri generik maupun spesifik pada dasarnya melihat kepemimpinan dan pemimpin entrepreneur/wirausaha pada apa yang dikerjakannya atau pada performance (actual performance), sehingga arahnya lebih menekankan pada best practices dari kerakter kinerja pemimpin wirausaha dan dalam konteknya dengan dunia pendidikan.

 

Tabel 

Ciri-ciri Kepala Sekolah dengan Kepemimpinan Kewirausahaan

 

Ciri Generik

·      Berinisiatif untuk melakukan sesuatu bagi kepentingan organisasi

·      Inovatif  kreatif dalam menjalankan tugas

·      Visioner dengan orientasi yang kuat ke masa depan

·      Berfikir strategis

·      Mempunyai motivasi berprestasi yang kuat

·      Mandiri dan optimis

·      Berani mengambil resiko dalam melakukan sesuatu

·      Bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, tidak menyalahkan orang lain

·      Mampu berubah dan mengelola perubahan/manajemen perubahan

·      Berani melakukan sesuatu meskipun berbeda dari yang lain dan dari kebiasaan

·      Menjadi model dalam menjalankan tugas secara baik

·      Belajar dan membelajarkan bawahan secara terus menerus untuk meningkatkan kompetensi/kemampuan organisasi

·      Mencari dan memanfaatkan peluang secara efektif

·      Mendorong kreativitas pegawai/bawahan

·      Komunikatif dan memberdayakan pegawai/bawahan

 

Ciri Spesifik

·      Memperkuat dan mengembangkan hubungan dengan masyarakat serta Memberdayakan komite sekolah

·      Mentransformasikan aspirasi siswa, guru, tenaga kependidikan serta komite sekolah ke dalam visi sekolah, serta mensosialisasikannya kepada seluruh pemangku kepentingan pendidikan

·      Memfasilitasi Guru dan Tenaga Kependidikan untuk meningkatkan kompetensi melalui diskusi, pelatihan dan sekolah lanjut

·      Menjadi mitra Guru dalam mengembangkan mutu proses pembelajaran

·      Aktif mencari informasi tentang perkembangan ilmu khususnya ilmu di bidang kependidikan serta menerapkan kebijakan dari superstruktur pendidikan secara kreatif

·      Memperkuat dan mentransformasikan proses pembelajaran dengan menggunakan pengetahuan yang terus berkembang

·      Berfokus pada memperbaiki proses pendidikan/pembelajaran ketimbang menunggu hasil pendidikan/pembelajaran

 

Entrepreneurship dalam kontek pendidikan, kepala sekolah dituntut untuk mampu memberikan kebijakan-kebijakan yang mampu mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Sebuah kebijakan yang mampu memberikan nilai keunggulan sehingga memiliki nilai jual (prestasi) tinggi dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain. Oleh karena itu keberanian kepala sekolah dalam membuat sebuah kebijakan serta kemampuannya dalam membaca peluang sangat menentukan keberhasilan kepala sekolah entrepreneurship. Berikut ini (Mulyasa, 2015:26) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan kepala sekolah dalam mengembangkan entrepreneurship di lembaga pendidikan:

1.      Kemampuan dalam mengidentifikasi tujuan yang akan dicapai.

2.      Berani menanggung resiko.

3.      Memiliki kompetensi managerial: merencanakan, mengorganisasi, mengkoordinasi, melaksanakan dan mengevaluasi.

4.      Komitemen, kerja keras, cerdas, dan berorientasi pada tujuan.

5.      Kreatif dan optimis dalam mengembangkan hubungan baik dengan pelanggan, tenaga kependidikan, guru, orang tua murid, masyarakat, dan dunia usaha yang berpengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan usaha sekolah.

6.      Kemampuan menerima tantangan dengan penuh tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan.

7.      Transparansi dalam hal manajemen keuangan

 

Semua orang yang mengerjakan hal yang sama dalam bentuk pekerjaan yang sama pasti tidak akan menghasilkan hasil yang sama, bentuk pekerjaan yang sama menunjukan feature kinerja dan pendekatan dalam pengelolaannya (Manajemen) adalah Performance based performance management (manajemen kinerja perspektif   kinerja). Sementara itu bila melihat variasi hasil dari suatu bentuk kinerja titik beratnya melihat pada quality mutu kinerja atau pada bagaimana kinerja itu dilakukan yang berimplikasi pada mutu hasil (produk atau jasa) dan pendekatan pengelolaannya adalah Competency based performance management (manajemen kinerja perspektif   kompetensi)

Dalam konteks kepemimpinan Kepala Sekolah, nampaknya arah dari pengembangan SDM Kepala sekolah berorientasi pada Manajemen Kinerja perspektif   Kompetensi, dimana berbagai aktualisasi Kinerja yang harus diperankan oleh Kepala Sekolah mesti dipertahankan dan ditingkatkan melalui upaya peningkatan Kompetensi baik secara individu maupun organisasi. Hal ini tercermin dari Permen 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah yang di dalamnya memuat berbagai Kompetensi yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah dalam menjalankan Perannya sebagai Manajer dan Pemimpin Pendidikan pada suatu Satuan Pendidikan. Satu diantaranya adalah.   Kompetensi Kewirausahaan :

1.      Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.

2.      Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.

3.      Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.

4.      Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah. 3.5 Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

Melihat kompetensi-kompetensi sebagaimana dikemukakan di atas, terdapat dua unsur yang penting untuk dicermati, yaitu unsur yang melekat dalam karakteristik individu dalam konteks kehidupan sosial yang menuntut internalisasi dan sosialisasi, serta  unsur yang berkaitan dengan kemampuan yang menuntut pada pendidikan dan latihan. Namun meskipun demikian keduanya sangat berkaitan dimana yang satu perlu jadi fondasi kepemimpinan dan yang lainnya merupakan pengembangan dalam kepemimpinan.

Kewirausahaan dalam persekolahan, tidak harus diartikan dengan kegiatan yang mampu menghasilkan keuntungan bagi sekolah secara materiil (berupa uang). Kewirausahaan dalam yang paling penting adalah kemauan bekerja keras serta kreatif dan inovatif. Kepala sekolah yang memiliki jiwa kewirausahaan akan mampu menghitung kelemahan dan kelebihan yang dimiliki menjadi modal awal sekolahnya. Dengan modal awal tersebut, kepala sekolah mendayagunakan untuk kemajuan sekolah. Contoh: peserta didik yang besar merupakan kekuatan (strenght) bagi sekolah. Orang tua peserta didik bisa dijadikan investir dengan memberikan pinjaman dana, misalnya untuk pembangunan kantin sekolah.Kantin tersebut kemudian disewakan. Hasil sewa ini, sebagian untuk cadangan pengembalian pinjaman dan sebagian yang lain untuk pendapatan sekolah.

Selain itu prinsip-prinsip kewirausaan juga dapat digunakan untuk peningkatan kompetensi guru. Di zaman teknologi, informasi dan komunikasi sekarang ini, kepala sekolah dengan kreativitas dan inovasinya mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang dinamis, yakni dengan kemampuan mengadopsi berbagai model atau metode pembelajaran yang baru. Misalnya dalam hal membaca permulaan, guru dapat menggunakan metode iqra’. Dengan metode ini kemampuan membaca permulaan siswa akan mengalami perkembangan yang pesat. Dalam hal berhitung, guru dapat menggunakan metode berhitung jarimatika atau jarimagic. Kepala sekolah menciptakan kompetisi yang sehat di sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru. Apalagi kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas (Class Action Research) dihargai secara akademis.

 

A.    Membangun jiwa enterpreneurship dalam kepemimpinan pendidikan perspektif   agama.

 

Bagi umat Islam berdagang lebih kepada bentuk Ibadah kepada Allah swt. Karena apapun yang kita lakukan harus memiliki niat untuk beribadah agar mendapat berkah. Berdagang dengan niat ini akan mempermudah jalan kita mendapatkan rezeki. Para pedagang dapat mengambil barang dari tempat grosir dan menjual ditempatnya. Dengan demikian masyarakat yang ada disekitarnya tidak perlu jauh untuk membeli barang yang sama. Sehingga nantinya akan terbentuk patronage buying motive yaitu suatu motif berbelanja ketoko tertentu saja.

Berwirausaha memberi peluang kepada orang lain untuk berbuat baik dengan cara memberikan pelayanan yang cepat, membantu kemudahan bagi orang yang berbelanja, memberi potongan, dll. Perbuatan baik akan selalu menenangkan pikiran yang kemudian akan turut membantu kesehatan jasmani. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam buku The Healing Brain yang menyatakan bahwa fungsi utama otak bukanlah untuk berfikir, tetapi untuk mengembaliakn kesehatan tubuh. Vitalitas otak dalam menjaga kesehatan banyak dipengaruhi oleh frekwensi perbuatan baik. Dan aspek kerja otak yang paling utama adalah bergaul, bermuamalah, bekerja sama, tolong menolong, dan kegiatan komunikasi dengan orang lain.

Pekerjaan berdagang ini mendapat tempat terhormat dalam ajaran Islam, seperti disabdakan Rasul : “Mata pencarian apakah yang paling baik, Ya Rasulullah?”Jawab beliau: Ialah seseorang yang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih.” (HR. Al-Bazzar). Dalam QS.Al-Baqarah : 275 dijelaskan bahwa Allah swt telah menghalalkan kegiatan jual beli dan mengharamkan riba. Kegiatan riba ini sangat merugikan karena membuat kegiatan perdagangan tidak berkembang. Hal ini disebabkan karena uang dan modal hanya berputar pada satu pihak saja yang akhirnya dapat mengeksploitasi masyarakat yang terdesak kebutuhan hidup.

Sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha yang sesuai dengan ajaran agama Islam adalah :

  1. Sifat Takwa, Tawakkal, Zikir, dan Syukur

Dengan adanya sifat takwa maka kita akan diberi jalan keluar penyelesaian dari suatu masalah dan mendapat rizki yang tidak disangka. Dengan sikap tawakkal, kita akan mengalami kemudahan dalam menjalankan usaha walaupun usaha yang kita jalani memiliki banyak saingan. Dengan bertakwa dan bertawakkal maka kita akan senantiasa berzikir untuk mengingat Allah dan bersyukur sebagai ungkapan terima kasih atas segala kemudahan yang kita terima. Dengan begitu, maka kita akan merasakan tenang dan melaksanakan segala usaha dengan kepala dingin dan tidak stress.

  1. Jujur

Dalam suatu hadist diriwayatkan bahwa :”Kejujuran akan membawa ketenangan dan ketidakjujuran akan menimbulkan keragu-raguan.”(HR. Tirmidzi). Jujur dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan orang lain maka akan membuat tenang lahir dan batin.

  1. Niat Suci dan Ibadah

Bagi seorang muslim kegiatan bisnis senantiasa diniatkan untuk beribadah kepada Allah sehingga hasil yang didapat nanti juga akan digunakan untuk kepentingan dijalan Allah

  1. Azzam dan bangun Lebih Pagi

Rasul saw mengajarkan agar kita berusaha mencari rezeki mulai pagi hari setelah shalat subuh. Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa :” Hai anakku, bangunlah!sambutlah rizki dari Rabb-mu dan janganlah kamu tergolong orang yang lalai, karena sesungguhnya Allah membagikan rizki manusia antara terbitnya fajar sampai menjelang terbitnya matahari.”(HR. Baihaqi)

 

  1. Toleransi

Sikap toleransi diperlukan dalam bisnis sehingga kita dapat menjadi pribadi bisnis yang mudah bergaul, supel, fleksibel, toleransi terhadap langganan dan tidak kaku

  1. Berzakat dan Berinfak

“Tidaklah harta itu akan berkurang karena disedekahkan dan Allah tidak akan akan menambahkan orang yang suka memberi maaf kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seorang yang suka merendahkan diri karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.”(HR. Muslim). Dalam hadist tersebut telah diungkapkan bahwa dengan berzakat dan berinfak maka kita tidak akan miskin, melainkan Allah akan melipat gandakan rizki kita. Dengan berzakat, hal itu juga akan membersihkan harta kita sehingga harta yang kita peroleh memang benar-benar harta yang halal.

  1. Silaturahmi

Dalam usaha, adanya seorang partner sangat dibutuhkan demi lancarnya usaha yang kita lakukan. Silaturrahmi ini dapat mempererat ikatan kekeluargaan dan memberikan peluang-peluang bisnis baru. Pentingnya silaturahmi ini juga dapat dilihat dari hadist berikut :”Siapa yang ingin murah rizkinya dan panjang umurnya, maka hendaklah ia mempererat hubungan silaturahmi.”(HR. Bukhari)

Bekerja atau berwirausaha merupakan salah satu ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Disamping untuk memperoleh nafkah yang halal dan baik, bekerja juga merupakan perwujudan hubungan ta'awuniyyah (tolong menolong) diantara sesama Muslim. Tatkala seorang penjahit, menjahit baju untuk pelanggannya, ia telah membantu orang lain yang sedang membutuhkan baju, atau pakaian. Demikian juga tukang jahit, ia membutuhkan orang yang hendak menjahitkan kain kepadanya, agar ia memperoleh nafkah yang halal dan baik, begitu seterusnya.

 

Rasulullah saw telah menjelaskan beberapa keutamaan bekerja. Diantara keutamaan-keutamaan itu adalah sebagai berikut :

1.  Bekerja Untuk Menjaga Kehormatan dan Kemulyaan Diri

Bekerja adalah refleksi kehormatan dan kemulyaan seseorang. Jika seseorang memiliki profesi halal dan baik; misalnya tukang becak, tukang ojek, guru, petani, dan buruh pabrik, dan lain sebagainya, tentunya ia akan terpandang di sisi Allah dan masyarakat. Sebaliknya, alangkah hinanya di sisi Allah swt, jika seseorang memiliki profesi haram, misalnya pelacur, dukun, eksekutor di bank ribawi, serta pekerjaan-pekerjaan haram lainnya.

2. Bekerja Untuk Menutupi Dosa

Dalam sebuah riwayat dituturkan, bahwa bekerja keras akan menutupi dosa-dosa yang tidak bisa ditutupi oleh sholat dan puasa. Rasulullah saw bersabda: "Diantara dosa-dosa, ada dosa yang tidak bisa ditutupi dengan puasa dan sholat." Para shahabat bertanya, "Lantas, apa yang bisa menutupi dosa itu Ya Rasulullah?" Rasulullah saw menjawab, "Keseriusan dalam mencari rejeki." Hadits ini mendorong kaum Muslim untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, memenuhi ketentuan-ketentuan syariat dan sebab akibatnya [kausalitas]. Sebab, keseriusan dalam bekerja merupakan wasilah untuk menutupi dosa yang tidak bisa ditutupi oleh ibadah-ibadah yang lain. Ini menunjukkan, bahwa bekerja dengan serius memiliki keutamaan di sisi Allah swt.

3.  Bertemu Allah Dengan Wajah Berseri-seri

Di dalam riwayat lain disebutkan, bahwa orang yang memiliki profesi halal dan baik, akan bertemu dengan Allah swt dengan wajah berseri-seri bagaikan bulan purnama. Rasulullah saw juga bersabda: "Barangsiapa mencari kehidupan dunia yang halal dan baik, maka ia akan menjumpai Allah swt dengan muka berseriseri bagaikan rembulan purnama."

4. Memudahkan Terkabulnya Doa

Pada dasarnya, nafkah terbaik adalah nafkah yang didapatkan dari hasil usahanya sendiri. Nafkah yang halal dan baik, baik berupa makanan, pakaian, ataupun tempat tinggal, merupakan sarana agar doa diterima Allah swt.

 

Penafsiran tentang Ayat Wirausaha dan Ekonomi

Manusia terlahir di dunia mempunyai kewajiban untuk beribadah dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan dalam al-Quran manusia dianjurkan untuk berusaha dan bekerja dengan sekuat tenaga agar mampu     memenuhi     kebutuhannya     hingga     membesarkan     anak

keturunannya. Banyak sekali ulama dan mufassir yang menafsirkan  al-Quran berkaitan dengan tema ekonomi dan kewirausahaan, Pengertian ekonomi secara bahasa, berasal dari bahasa yunani : Oikonomia   yang berarti rumah tangga, pendapat lain mengatakan ekonomi berasal dari kata oikos berarti rumah dan nomos aturan jadi ekonomi adalah aturan-aturan untuk  menyelenggarakan  kebutuhan  hidup  manusia  di  dalam  rumah tangga, baik dalam rumah tangga rakyat, dan negara. Ekonomi dalam bahasa arab adalah iqtis}a>d, yang berasal dari akar kata qas}ada yang berarti mendatangi sesuatu, menyimpanan dan penghematan, kata qas}ada berarti keseimbangan, sama seimbang atau pertengahan.

Perintah Allah untuk maksimal bekerja dan mencari penghasilan dengan memanfaatkan kemampuan dan juga sumberdaya yang ada di sekitar kita dijelaskan dalam surat

Surat At-taubah : 105

Artinya: dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan17.

Dalam ayat At-taubah diatas menurut M. Quraish Shihab menerangkan bahwa Allah memerintahkan kepada umatnya untuk mengatakan taubat, mereka diterima dan memerintahakan katakanlah juga

: Bekerjalah kamu, demi karena allah semata dengan amal shaleh yang bermanfaat, baik untuk diri kamu maupun untuk masyarakat umum, maka Allah akan melihat, yakni menilai dan memberi ganjaran amal kamu itu

dan   dan   Rasulnya   serta   orang-orang   mukmin      akan   melihat   dan menilainya juga, kemudian akan menyesuaikan juga dengan amalan kamu itu. Dan selanjutnya kamu akan dikembalikan melalui kematian kepada Allah swt. Yang maha mengetahui yang ghaib dan nyata , lalu diberitakan nya kepada kamu sanksi dan ganjaran atas apa yang telah kamu kerjakan, baik yang tampak ke permukaan maupun yang kamu sembunyikan dalamhati.

Janji allah terhadap orang yang membantu memberdayakan orang lain Dalam Surat al-Huud : 61

Artinya: dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya20, karena itu mohonlah ampunan- Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)21."

Menurut M. Quraish Shihab, dalam Tafsir Al- Misbah, ayat di atas menjelaskan tentang kisah suku Tsamud yang diperintahkan oleh allah : Hai kaumku sembahalah Allah sekali-kali tidak ada bagi kamu tuhan satupun yang memelihara kamu dan menguasai seluruh mahkluk selain dia. dia telah menjadikan kamu pertama kali dari bumi, yakni tanah dan menjadikan  kamu  berpotensi  memakmurkannya  atau  memerintahkanmu

memakmurkannya   .   memang   dalam   memakmurkannya   atau   dalam keberadaan kamu di bumi, kamu di sertai dengan hadirnya setan kamu dapat melakukan pelanggaran, maka mohonlah ampunannya dengan menyesali kesalahan terdahulu dan kemudian bertaubat kepadanya.

Thabatthabai yang dikutip M. Quraish Shihab dalam tafsirnya, memahami bahwa kata ista‟marakum fi> al-arad}   dalam arti mengolah bumi sehingga beralih menjadi suatu tempat dan kondisi yang memungkinkan  manfaatknya  dapat  dipetik,  seperti  membangun pemukiman untuk dihuni, masjid untuk tempat ibadah, tanah untuk pertanian dan lain sebagainya, dan dengan demikian Allah telah mewujudkan, melalui bahan bumi ini, dan manusia yang dia sempurnakan dengan  mendidiknya  tahap  demi  tahap  dengan  memberikan  anugerah berupa potensi untuk bisa mengelola dan memanfaatkannya

Surah Al-baqarah  261-262.

Artinya: perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang- orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. 262 orang- orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh  pahala  di  sisi  Tuhan  mereka.  tidak  ada  kekhawatiran

terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Dalam Tafsir Al- Misbah ayat 261 ini turun disebut-sebut dalam sekian riwayat menyangkut kedermawanan Utsman ibn Affan dan Abdurrahaman Ibn Auf ra. Yang datang membawa harta mereka untuk membiayai perang Tabuk.

Ayat ini juga berpesan untuk orang yang mampu agar tidak merasa berat membantu karena apa yang di nafkahkan akan tumbuh berkembang berlipat ganda. Membangun dunia dan memakmurkannya mengharuskan adanya manusia yang hidup, tinggal dan bergerak, giat dan berusaha. Hidup adalah gerak, rasa, tahu, kehendak, dan pilihan. Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya, mereka harus bantu membantu, lengkap-melengkapi. Inilah yang dijelaskan kelompok ayat-ayat berikut

Kata Mann, di dengan menyebut-sebut pemberian, teambil dari kata minnah yakni Nikmat. Mann menyebut nyebut nikmat kepada orang yang memberi dan membanggakannya. Disisi lain dijelaskan lebih jauh tentang sebab keberhasilan mereka, yakni bahwa mereka tidak menyebut-nyebut pemberian mereka, dan tidak pula menyakiti hati orang yang diberikan

Dalam  al-Quran Harta  yang  banyak”  oleh  al-Quran  disebut khair” yang arti harfiahnya adalah kebaikan” ini bukan hanya berarti bahwa harta kekayaan dinilai sebagai sesuatu yang baik, tetapi lebih mengisyaratkan bahwa dalam mendapatkan dan penggunaannya harus pula dengan baik. Tanpa memperhatikan hal tersebut manusia dikhawatirkan mengalami kesengsaraan dalam hidupnya, dikarenakan daya tarik uang atau harta benda menyilaukan mata dan mengiurkan hati sehingga dikhawatirkan menjadikan seorang lupa terhadap kewajibannya sebagai hamba allah di bumi.

Surat Al- baqarah : 188

Artinya: dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu  membawa  (urusan) harta  itu  kepada  hakim,  supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui26.

Ayat di atas dalam tafsir Al-Misbah, diterangkan bahwasannya, pengembangan harta tidak dapat terjadi kecuali dengan interaksi antara manusia dengan manusia lain, dalam bentuk pertukaran dan bantu membantu. Makna inilah yang dikandung dalam kata bainakumlantarakamu dalam firmannya yang memulai uraian menyangkut perolehan harta. Kata antara  mengisyaratkan juga bahwa interaksi dalam memperoleh harta terjadi antara dua pihak. Harta seakan-akan berada di tengah, dan kedua pihak berada pada ujung-ujung yang berhadapan. Keuntungan dan kerugian itu tidak boleh terlalu jauh oleh masing-masing sehingga   salah   satu   orang   merugi,   sedang   pihak   lain   mendapat keuntungan. Perolehan yang tidak seimbang adalah bathil, dan yang batil adalah segala sesuatu yang tidak hak, tidak dibenarkan oleh hukum, serta tidak sejalan dengan tuntutan ilahi

Dikatkan bahwa surat al baqarah diatas menerangkan tentang apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nadzarkan , maka sesungguhnya allah mengetahuinya, dan orang  yang berbuat zalim maka tidak ada seorangpun sebagai penolongnya.

Dalam surat Al-baqarah, secara garis besar menerangkan tentang kaidah   tasawwur i>ma>ni, dan menjelaskan tas}awwur sebagai upaya untuk    membangkitkan    kembali    peranan    kaum    muslimin    untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin umat manusia.

Dan dalam perkembangannya, kaidah – kaidah dalam surat Al- Baqarah menjelaskan tentang penegakkan perekonomian dan kemasyarakatan yang dikehendaki agama islam untuk menjadi acuan berpijaknya masyarakat muslim untuk membangun kehidupan menjadi lebih baik, sistem itu adalah takaful‟ solidaritas, sosial, saling menanggung dan  saling  menolong  yang  di  proyeksikan  dalam  bentuk  zakat  dan sedekah-sedekah sunnah, bukan sistem riba yang dominan dalam masa jahiliyah.

Dalam  surat  ini  juga  dijelaskan  tentang  perniagaan  dan  aspek pokok sistem perekonomian islami, dan kehidupan sosial yang baik dan benar, dalam surat al-baqarah juga di anjurakan untuk memperbanyak berinfak untuk membersihkan jiwa dan memberikan manfaat bagi yang menerima,  juga  mampu  mengubah  jalan  hidup  mansyarakat  seperti keluarga sendiri, dengan adanya kebiasaan saling tolong menolong, saling menyayangi dan mencintai hingga mampu masuk dalam tingkatan yang terhormat dengan adanya kesejajaran kedudukan antara pihak pemberi dan penerima

Surat nisa :

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah  kamu membunuh  dirimu,  Sesungguhnya  Allah  adalah  Maha Penyayang kepadamu

Dalam Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab, ayat diatas menjelaskan   tentang   tuntutan   memperoleh   harta   guna   memenuhi kebutuhan hidup premier maupun sekunder, dalam ayat ini ada kata amwa>lakum yang dimaksud adalah harta yang beredar di masnyarakat. dalam surat an-nisak ayat 5 quraish shihab mengatakan bahwasannya harta yang kita peroleh merupakan harta milik bersama, yang berarti harusnya harta itu beredar untuk kemanfaatan dan kesejahteraan bersama. Karena meskipun harta itu milik manusia namun yang menjadikan harta itu adalah Allah, Qiya>man, yakni sebagai pokok kehidupan manusia.  Hal ini bisa menjadi penguat dari ayat dari surat al hansyar ayat 7 yang mengatakan bahwasannya Allah telah mengatur rejeki dan harga apapun termasuk etika dalam bersedekah dan membantu orang yang kurang mampu, dan Allah pun menjanjikan kedudukan di dunia maupun di akhirat.

Dalam Tafsir Al-Misbah juga di sebutkan bahwasannya orang manusia yang mengabaikan petunjuk untuk mensejahterakan masyarakat sekitar sama saja dengan membunuh diri sendiri, dan membunuh masyarakat seluruhnya. Karena dewasa ini peranan ekonomi dalam kebangkitan dan keruntuhan bangsa dan negara sangat penting, maka sudah  selayaknya  kita  sebagai  generasi  muda  berperan  aktif  untukmeningkatkan perekonomian masyarakat muslim di negara indonesia dengan mulai melatih diri untuk mempelajari dunia bisnis sedini mungkin.

Surat An- nisa‟ : 32

Artinya: dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan   Allah   kepada   sebahagian   kamu   lebih   banyak   dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu

Menurut M. Quraish Shihab ayat diatas menerangakan tentang dilarangnya  berangan-angan  terlalu  tinggi  karena  akan  menghantarkan pada perbuatan yang sejak awal dilarang oleh syariat agama islam.dalam tafir   al   misbah   juga   dikatakan   bahwasannya,   Kata   Iktasabu>   dan iktasabna yang di artikan dengan yang mereka usahakan   terambil dari kata kasaba. Penambahan huruf ta‟ pada kata itu sehingga menjadi Iktasabu>  dalam berbagai bentuknya menunjukkan adanya kesungguhan serta usaha yang ekstra. Berbeda dengan kasaba yang berarti melakukan sesuatu dengan mudah dan tidak disurtai dengan usaha yang sungguh- sungguh.

Maka maksud dari arti bagi laki laki ada bagiannya dari apa yang mereka usahakan dan bagi para wanita pun ada bagian yang mereka usahakan, adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia merupakan ketetapan Allah dan dari hasil apa yang diusahakan manusia itu sendiri. dan kemudian mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya, bisa diartikan juga arahkan harapan dan keinginan kalian kepada-Nya, bukan kepada orang lain .jangan berangan-angan tinggi apalahi iri hati. Menurut quraish shihab ayat ini mengajarkan kita untuk hidup ralistis, ada angan angan dan harapan yang boleh jadi dapat dicapai dan juga ada yang jelas mustahil atau sangat jauh.

Surat Al-Raad ayat : 11

Artinya: bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya   bergiliran,   di   muka   dan   di   belakangnya,   mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain dia.

Negative ke positif sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka, yakni sikap mental dan pikiran mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tetapi ingat bahwa Allah tidak menghendakinya kecuali jika manusia mengubah sikapnya terlebih dahulu. Dan Jika Allah menghendaki keburukan suatu kaum, ketika itu berlakulah ketentuannya yang berdasarkan sunnatullah atau hukum kemasyarakatan yang ditetapkanya, dan bila itu terjadi maka tidaka ada yang dapat menolaknya dan pastilah sunnatullah menimpanya dan sekali- kali tak ada pelindung bagi mereka yang jatuh atasnya ketentuan tersebut selain dia.

 

 

Surat An- najm : 39

Artinya: dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya35.

Menurut M. Quraish Shihab, ayat di atas menjelaskan tentang, seseorang tidak akan memilkul dosa dan mudharat yang dilakukan oleh orang lain, dan diapun tidak akan memperoleh manfaat dari kebaikan yang dilakukan orang lain, dikatakan juga manusia tidak akan memiliki selain apa yang mereka usahakan, dan  bahwa usaha yang baik atau buruk tidak akan dilenyapkan oleh Allah, akan tetapi akan diperlihatkan kepadanya sehingga ia akan berbangga dengan amal baiknya dan ingin menjauh dari amal buruknya.

Huruf Lam pada firman-Nya li al-insa>n berarti memiliki. Kepemilikan dimaksudkan adalah kepemilikan hakiki yang senantiasa akan menyertai  manusia  sepanjang  eksistensinya.  Ia  adalah  amal-amalannya

yang baik dan yang buruk. Iniberbeda dengan kepemilikan relatif, sepertikepemilikan harta, anak, dan lain-lain yang sifatnya sementara pasti akan lenyap dengan kematiannya. Kata  sa‟a pada  mulanya  berarti  berjalan  cepat,  namun  belum sampai tingkat berlari. Kata ini kemudian digunakan dalam arti berupaya secara sungguh-sungguh

Surat Al-Jumu‟ah : 10

Artinya:  apabila  telah  ditunaikan  shalat,  Maka  bertebaranlah kamu  di  muka  bumi;  dan  carilah  karunia  Allah  dan  ingatlah  Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung37.

Menurut M. Quraish Shihab, ayat diatas menjelaskan tentang perintah melaksanakan shalat jumat dan meninggalkan kesibukan berupa jual beli dan segala aktifitas apapun, untuk meninggalkan kesan sehari penuh, seperti yang di wajibkan kepada orang yahudi pada hari sabtu, ayat diatas Melanjutkan dengan menegaskan : lalu apabila telah ditunaikan shalat, maka jika kamu mau, bertebaranlah di muka bumi ntuk tujuan apapun yang dibenarkan Allah dan carilah degan sungguh-sungguh sebagian dari karunia Allah karena karunia allah sangat banyak dan tidak mungkin kamu dapat mengambil seluruhnya, dan ingatlah Allah banyak – banyak   jangan   sampai   kesungguhan   kamu   mencari   karunianya   itu melengahkan kamu. Dan berdzikirlah kamu dari saat kesaat dan di setiap tempat  dengan  hati  atau  bersama  lidah  kamu  supaya  kamu  beruntung memperoleh apa yang kamu dambakan

Surat Al-Mulk : 15

Artinya:  Dialah  yang  menjadikan  bumi  itu  mudah  bagi  kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan39.

Munurut M. Quraish Shihab, ayat diatas menjelaskan tentang kemudahan yang diberikan Allah kepada manusia : maka silahkan kapan saja kamu mau berjalan di penjurupenjurunya bahkan pengunungan- pegunungan dan makanlah dari sebagian rejekinya , karena tidak mungkin kamu dapat menghabiskannya, karena rejekinya berlimpah melebihi kebutuhanmu. Dan mengabdilah kepadanya sebagai tanda syuku atas limpahan karunianya .

Kata dzalulan   yang terambil dari kata dzalala pada ayat ini dipahami dalam arti ditundukkan sehingga menjadi mudah. Bumi dimudahkan oleh Allah untuk dihuni manusia, antara lain dengan menciptakannya berbentuk bulat, akan tetapi kemanapun kakinya melangkah   ,   ia   mendapati   buminya   terhampar,   dimana-mana   ia memperoleh sumber makanan atau rejeki

Surat Isra :Al- 34

Artinya: dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan  cara  yang  lebih  baik  (bermanfaat)  sampai  ia  dewasa  dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya

Dalam ayat diatas menurut M. Quraish Shihab ayat ini menjelaskan tentang : Penegasan bahwa ; dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang paling baik, yakni dengan mengembangkannya untuk mendapatkan keuntungan atau dengan cara menginvestasikannya. Lakukanlah hal itu sampai dia dewasa. dan, bila mereka  sudah  dewasa  dan  mampu,  serahkanlah  harta   mereka  dan penuhilah janji terhadap siapapun yang kamu janji, baik tempat, waktu dan substansi yang dijanjiakan. Sesungguhnya janji yang kamu janjikan akan pasti dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt. Kelak di hari kemudian, atau diminta kepada yang berjanji untuk memenuhi janjinya.

Dalam surat an-Nisa :5, terdapat tuntutan kepada para wali untuk memelihara dan menggembangkan harta yang dimiliki oleh kaum lemah, seperti anak yatim, dan tidak mengabaikan kebutuhan wajar dari pemilik harta yang tidak mampu mengelola harta itu. Mereka hendaknya diberi belanja dan pakaian dari hasil harta itu, bukan dari modalnya. Dan kepada mereka hendaklah diucapkan kata-kata yang baik

 

 

 

 


 

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

 

Entrepreneur dalam konteks pendidikan berarti bahwa kepala sekolah mampu menggunakan kekuasaannya sebagai alat untuk mengeluarkan kebijakan yang mampu memandirikan sekolah yang dipimpinnnya serta bebas dari keterikatan dengan lembaga lain. Seorang entrepreneur dalam konteks pendidikan akan berupaya bagaimana mewujudkan sekolah yang mandiri tidak bergantung dengan lembaga lain, sekolah yang mampu melahirkan lulusan-lulusan yang unggul serta mampu mandiri tidak menjadi beban masyarakat.

Dalam Islam digunakan istilah kerja keras, kemandirian (biyadihi), dan tidak cengeng. Setidaknya terdapat beberapa ayat al-Qur’an maupun Hadis yang dapat menjadi rujukan pesan tentang semangat kerja keras dan kemandirian ini

Berwirausaha memberi peluang kepada orang lain untuk berbuat baik dengan cara memberikan pelayanan yang cepat, membantu kemudahan bagi orang yang berbelanja, memberi potongan, dll. Perbuatan baik akan selalu menenangkan pikiran yang kemudian akan turut membantu kesehatan jasmani. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam buku The Healing Brain yang menyatakan bahwa fungsi utama otak bukanlah untuk berfikir, tetapi untuk mengembaliakn kesehatan tubuh. Vitalitas otak dalam menjaga kesehatan banyak dipengaruhi oleh frekwensi perbuatan baik. Dan aspek kerja otak yang paling utama adalah bergaul, bermuamalah, bekerja sama, tolong menolong, dan kegiatan komunikasi dengan orang lain.

Ada elemen pokok yang perlu disadari akan eksistensi keberadaan manusia dalam memahami falsafah atau hakekat wirausaha yaitu:

a.       Hakekat keberadaan manusia, adalah pekerja dan tanpa bekerja fungsi diri sebagai manusia mahluk utama di muka bumi akan kehilangan makna, dengan demikian bekerja adalah indikator eksistensi manusia.

b.      Kewajiban manusia dalam hidupnya, manusia dalam hidupnya wajib bekerja, artinya bekerja disini adalah berbuat sesuatu agar kehidupan lebih bermakna atau perperadaban, karena manusia bekerja untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup. Dengan bekerja kehidupan lebih bergairah, dinamis dan menyenangkan sehingga keberadaan diri manusia menjadi nyata dan bernilai.

 

 

B.     Rekomendasi

Menurut kami penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan dewasa ini dianggap oleh sebagian masyarakat belum mencapai apa yang diinginkan oleh dunia usaha atau industry masyarakat masih menganggap penyelenggaraan pendidikan masih cenderung untuk melahirkan orang-orang pandai dan bekerja di perkantoran baik instansi pemerintah atau swasta jadi dalam unsur wirausaha selalu dikaitkan denngan berdagang atau bisnis yang menghasilkan uang bukan untuk menjadi seseorang yang mempunyai mental wirausaha setelah menyelesaikan pendidikan.

Masyarakat memiliki pemikiran bahwa kewirausahaan adalah sebagai usaha dagang atau bisnis murni yang langsung dapat menghasilkan keuntungan secara financial, padahal wirausaha disini yang dimaksud dalam pembelajaran disekolah adalah individu yang memliki daya kreatif dan inovatif mencari peluang dan berani mengambil resiko serta berkarakter/jiwa wirausaha laennya bukan semata mata untuk kepentingan finalsial, melaikan setiap lapangan pekerjaan yng memiliki semangat, karakter dan polapikir wirausaha akan membuat perbedaan perubahan pertumbuhan  positif dalam profesi dan pekerjaan mereka di luar bidang bisnis.

Selain itu pendidikan formal di Indonesia belum sinergi dengan orang tua atau masyarakat yang secaara bersama-sama untuk menumbuh kembangkan jiwa wirausaha putra putrinya baik melalui pendidikan disekolah dan pendidikan dilingkungan keluarga karena masyarakat masih punya pemikiran bahwa kewirausahaan hanya dalam bisnis murni yang dikaitkan dengan financial sehingga pendidikan dikeluarga belum mendukung dalam pencapaian kompeensi peserta didik dalam menumbuhkan jiwa wirausaha bagi putra putrinya.

 

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Ahamdi, Abu, 1999, Psikologi Sosial, Jakarta, Rineka Cipta

Aima, Hafidz, 2014. Enterpreneurship dan Peluang Usaha, In Media, Jakarta. Benedicta Prihatin  

Abdul Halim Hasan Binjani, Syekh, 2006, Tafsir Al-Ahkam, Jakarta, Kencana

AditamaSulistiyorini, 2009. Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, strategi, dan Aplikasi, Yogyakarta: Teras

Ahmad Warson Munawir, 1997, Al-Munawwir, Yogyakarta: Pustaka Progressif

Akdon et al, 2015, Manajemen Pembiayaan Pendidikan, Bandung: Rosdakarya,

Barth, Roland S.. 1990. Improving School from Within. San Francisco : Jossey – Bass. Caldwell, Brian J., & Jim M. Spinks. (1992). Leading the Self – Managing School. Washington DC : The Falmer Press

Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Danim, Sudarwan, 2012, Kepemimpinan Pendidikan, Bandung, Alfabeta

Depdiknas, 2002. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, Pusat Bahasa

Dwi,  Riyanti.  2003.  Kewirausahaan  Dari  Sudut  Pandang. Psikologi

Fahmi, Irhan, 2013. Manajemen Kepmimpinan (Teori &Praktek), Bandung, Alfabeta

G. Geoffrey Meredith, 1996. Kewirausahaan Teori dan Praktek,Jakarta,PT Pustaka Binaman Pressindo

Hanurawan, Fattah, 2012,  Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosda Karya

Hisrich,R.D., Peters, M.P., dan Shepherd, D.A. 2005. Entrepreneurship. Sixth Edition. New York: McGraw-Hill

Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, 2006, tafsir Jalalain, Jilid 2. Bandung; Algensindo

Imam Musbikin, 2013, Menjadi Kepala Sekolah yang Hebat, Pekanbaru: Zanafa,

Jejen Musfah, 2015, Manajemen Pendidikan: Teori, Kebijakan, dan Praktik, Jakarta: Prenada Media Group,

Kartono, Kartini, 2010, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Kasmir, 2014, Kewirausahaan, Jakarta: RajaGrafindo Persada

Komariah, Nur. 2017, Kepemimpinan Entrepreneurship Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kemandirian Pembiayaan Sekolah, Jurnal Al-Afkar, Vol. V, No. 1, April 2017

Kumorohadi, Untung& Nurhayati, 2010. Analisis Kualitas Pembinaan dan Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Mahasiswa, Purwokerto,Unsud

Liang Gie The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Liberty, 1999.,

Muhammad Nasib Ar-Rifal, 1999, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 1. Jakarta: Gema Insani Pers.

Mujamil Qomar, 2008, Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga

Mulyasa, 2015, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara

Munawir S, 1997 , Analisis Laporan Keuangan, Liberty, Yogtakarta.

Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru : Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta : Prenada Media Group

Nazsir, Nasrullah, 2008, Dinamika Kelompok & Kepemimpinan, Bandung, Widya Padjadjaran

Nasib Ar-Rifa'I, Muhammad, 1999. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, jilid 1, Jakarta, Gema Insani

Permendiknas RI No. 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Purwanto,Ngalim.2012, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Rosyada, Dede, 2009, Akhlak Mulia bagi Para Pemimpin, Bandung, Pustaka Al-Fikriis.

Rakhmat, Jalaluddin, 2012, Psikologi Komunikasi, Bandung, Rosda Karya

 

Rukmana, Nana, 2007, Etika Kepemimpinan Perspektif Agama dan Moral, Bandung : Alfabeta

Rosmiyati, Tatty, dan Dedy Achmad Kurniadi, 2009, Kepemimpinan Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

Saefullah, Djadja.2004, Pengantar Filsafat, Bandung, Refika Aditama

Shane, et al. (2003). Entrepreneurial Motivation. Human Resource Management Review, Vol. 13, pp. 257-279. Retrieved from Elsevier Science Inc.

Sarwono, W. Sarlito, 2004. Psikologi remaja. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.

Suharsaputra, Uhar.2010,     Administrasi     Pendidikan. Kalapagunung,     Refika Aditama

Suharsaputra, Uhar, 2016, Kepemimpinan Inovasi Pendidikan:Mengembangkan

Sanusi, Achmad, 2013, Kepemimpinan Pendidikan, Bandung, Nuansa Cendikia

Sauri, Sofyan, 2013, Filsafat dan Tesofat Akhlak, Bandung, Genesindo.

___________, 2017, Kesantunan Berbahasa, Bandung, Arfino Raya

___________, 2010, Meretas  Pendidikan Nilai, Bandung, Arfino Raya

___________, 2017, Nilai Kearifan Pesantren, Bandung, Rizki Press

___________, 2006, Pendidikan Berbahasa Santun, Bandung, Genesindo

___________, 2018, Pendidikan Etika dalam kehidupan beragama, Bandung,

Arfino Raya

___________, 2018,Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam, Bandung, Rizki Press

Shane, S. 2003. A General Theory of Entrepreneurship.the Individual-opportunity Nexus. USA: Edward Elgar

Suharyadi. 2007. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern ed 2 jilid 1. Jakarta: Salemba Empat

Sulistyorini,2009. Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,Yogyakarta: TERAS

Sunyoto, Danang, 2013. Kewirausahaan Untuk Kesehatan. Nuha Medika, Yogyakarta.

Suryana. 2001. Kewirausahaan, Salemba Empat, Jakarta.

 

Suryana. 2014. Kewirausahaan. Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta.

Suryana,   Yuyus,   dan   Kartib   Bayu,   2013.   Kewirausahaan:   Pendekatan

Karakteristik Wirausahawan Sukses (Edisi Kedua), Kencana, Jakarta. Susanto, A.B. 2009. Leadpreneurship, Erlanga, Jakarta

 

Syekh H. abdul Halim Hasan Binjai. Tafsir Al-Ahkam. Jakarta; Kencana, 2006

Tafsir Surat Al-Mukminun ayat 1-8 diambil dari Muhammad Nasib Ar-Rifal. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsirjilid 3. Jakarta: Gema Insani Pers. 1999

Tedjasutisna, Ating. 2004. Memahami Kewirausahaan SMK. Bandung: CV. Armico

Turney C. et al. 1992. The School Manager. Sydney : Allen & Unwin.       

Uhar, suharsaputra. 2016, Kepemimpinan Inovasi Pendidikan : Mengembangkan Spirit Enterpreneurship menuju  learning School, Bandung : Refika aditama

Wursanto, 2003, Dasar-Dasar Emu Organisasi, Yogyakarta: Andiati,

Widiawati, Nani, 2012, Pemikiran Spekulatif dalam Filsafat Islam, Bandung Insan Mandir

Yakub, Hamzah, 1988, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah, Bandung: Dipenogoro

Zimmerer, W. Thomas And Norman M. Scarborough, 2002. Pengantar Kewirausahaan Dan Manajemen Bisnis Kecil, (Edisi Bahasa Indonesia) , PT. Rineka Cipta., Jakarta.

 

 

Jurnal

 

Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani, 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi   Perbandingan   antara   Indonesia,   Jepang,   dan   Norwegia”,    Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Volume 23 Nomor 4 hal 1-27.

 

Jahangir Yadollahi Farsi, 2012. The Impact of Opportunity Recognition Skills Training On Entrepreneurial Intention of Female Nursing Students. Journal of Knowledge Management, Economics and Information Technology.

 

Kirzner, I. M., 1997. Entrepreneurial discovery and the competitive market process:  An  Austrian  approach.   Journal  of  Economic  Literature,  1997,

35(1): 60-85.

 

http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/nizham/article/view/859

http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/TADIBUNA/article/view/574

 

Internet

http://sofyansauri.lecturer.upi.edu/publikasi/buku-buku

http://sofyansauri.lecturer.upi.edu/publikasi/jurnal/

http://sofyansauri.lecturer.upi.edu/dokumentasi/